MEMASUKI JALAN - KEHILANGAN SEIKAT RAMBUT (1)

Kelahiranku dan Restorasi Meiji terjadi pada tahun yang sama, 1868. Para pendahulu telah melihat hari yang “bercahaya” di Edo, ibu kota Shogun yang sebelumnya, yang di kemudian hari dikenal dengan Tokyo. Aku dilahirkan di distrik Yamakawa-cho, di ibu kota kerajaan di Shuri.

Jika orang-orang kesulitan dengan catatan resminya, dia pastilah mengira aku dilahirkan di tahun ketiga Meiji (1870), namun kenyataan sebenarnya kelahiranku terjadi di tahun pertama pemerintahan Meiji, dan aku harus memalsukan catatan resmi kelahiranku agar diloloskan duduk mengikuti ujian sebuah sekolah kedokteran di Tokyo.

Di masa itu ada sebuah peraturan hanya bagi mereka yang lahir di tahun 1870 atau sesudahnya yang diperbolehkan untuk mengikuti ujian. Karena itu aku tidak memiliki pilihan lain kecuali memalsukan catatan resmi.karena lebih mudah dilakukan. Aneh, tidak pernah pendaftaran sampai seketat seperti hari ini.

Setelah mengubah tanggal kelahiranku, aku membayangkan duduk melakukan ujian dan selanjutnya lulus, namun (tentu saja) aku masih belum masuk ke sekolah kedokteran Tokyo.

Diantara berbagai perubahan yang dilakukan oleh Pemerintahan Meiji yang baru selama 20 tahun pertamanya adalah penghapusan rambut ikat, sebuah gaya rambut kaum laki-laki yang sudah menjadi bagian dari kehidupan tradisional Jepang yang bahkan lebih lama dari ingatan siapapun. Di Okinawa, rambut ikat tidak hanya simbol dari kedewasaan dan kejantanan tapi juga keberanian itu sendiri. Sejak adanya pengumuman resmi pelarangan rambut ikat di seluruh negeri, protespun bermunculan dari seluruh pelosok negeri tanpa kecuali. Aku merasa ada sebuah garis sejarah yang begitu kuat seperti halnya di Okinawa.

Disinilah mereka yang percaya bahwa takdir masa depan Jepang dibutuhkan untuk mengadopsi nilai-nilai barat, dengan mereka yang percaya pada pihak yang sebaliknya selalu berselisih dalam segala perubahan yang sudah ditetapkan pemerintah. Tidak (terasa langsung di Okinawa), namun tampaknya hal “gila” penghapusan rambut ikat itu menimbulkan kegemparan orang-orang Okinawa. Umumnya, orang-orang golongan shizoku (yang mempunyai hak khusus) pasti dengan keras menentang, sementara penghapusan rambut ikat yang disebut sebagai penghapusan pajak mendapat dukungan datang dari mereka yang termasuk golongan heimin (orang biasa). Di kemudian hari kelompok ini dikenal dengan Kaika-to (kelompok pencerahan) yang menjadi pendahulu Ganko-to (dibaca ; “Kelompok Keras”)

Keluargaku selama generasinya turun temurun telah bekerja pada seorang pejabat golongan bawah, dan seluruh klan tanpa ragu dan sudah jelas menentang penghapusan rambut ikat. Seperti sebuah tindakan sangat dibenci oleh setiap anggota keluargaku, sekalipun demikian aku tidak merasakan suatu perubahan atau suatu hal yang lain. Akibat tradisi seperti keluargaku, sekolah menolak murid-murid yang masih bergaya tradisional. Dan demikianlah, masa depan hidupku begitu dipengaruhi oleh sebuah rambut ikat yang begitu merepotkan.

Umumnya, tentu saja, seperti halnya yang lain, aku harus menyesuaikan, tapi sebelum kuceritakan bagaimana kisahnya, aku harus kembali ke beberapa tahun sebelumnya. Ayahku Gisu adalah pejabat kecil, dan aku hanyalah satu-satunya anaknya. Lahir prematur, aku hanyalah bayi yang sakit-sakitan, dan karena itu baik ayah dan keluarga orang tuaku sadar aku tidak akan berumur panjang. Mereka memberikan perhatian lebih padaku. Kenyataannya aku dimanjakan dan disayangi oleh kakek dan nenekku. Benar, tidak lama setelah kelahiranku aku kemudian tinggal bersama orang tua ibu, dan disana kakekku mengajarkan empat dan lima ajaran klasik tradisi Konfusianis – pelajaran penting bagi anak dari golongan Shizoku.

Selama tinggal di rumah kakekku, aku mulai masuk sekolah dasar, dan setelah suatu waktu aku menjadi teman dekat salah seorang teman sekelasku. Dan akan menjadi suatu takdir yang akan mempengaruhi seluruh hidupku (dan jauh lebih mendasar daripada rambut ikat) dimana teman sekelasku adalah anak dari Yasutsune Azato, seorang laki-laki yang paling menakjubkan di Okinawa sebagai ahli seni karate terbesar.

Master Azato termasuk salah satu dari dua golongan atas keluarga Shizoku Okinawa : Udon, yang merupakan golongan tertinggi dan sama dengan daimyo (gubernur) jika di luar Okinawa ; Tonochi yang merupakan keturunan dari pemimpin suatu kota atau desa. Azato termasuk golongan ini, keluarganya menempati posisi yang dihormati di desanya yang terletak antara Naha dan Shuri. Begitu besar pengaruh mereka hingga bahkan gubernur Okinawa tidak menganggap mereka sebagai pengikutnya melainkan sebagai teman dekat yang mempunyai derajat yang sama.

Master Azato tidak hanya menguasai seluruh seni karate seluruh Okinawa tapi juga mahir menunggang kuda, seni pedang Jepang (kendo) dan juga memanah. Lebih dari itu dia juga seorang terpelajar yang pandai. Adalah keberuntunganku berhadapan dengannya dan kemudian menerima pelajaran karateku yang pertama lewat tangannya yang luar biasa. (bersambung) (Indoshotokan)

Artikel ini berasal dari buku yang ditulis Gichin Funakoshi yaitu Karate-do Kyohan. Editing dan alih bahasa oleh Bachtiar Effendi.