KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

MENYIBAK AWAN DI ANGKASA


Kedua tangan bergerak merapat dan perlahan mendekati wajahnya. Seolah membuka tirai, kedua tangan itu lalu bergerak melebar kesamping. Tiba-tiba gerakan tangan yang cepat menghentak bersamaan dengan nekoashi dachi (kuda-kuda kaki kucing) mengejutkan penonton. Ah…rupanya dia sedang menampilkan kata Unsu.

Nama Unsu berasal dari dua huruf kanji yaitu “un” berarti awan, dan “shu” yang berarti tangan. Unsu dapat diartikan sebagai “bagaikan tangan yang menyibak awan.” Ada juga yang mengartikan “tangan bergerak mirip awan yang berarak di angkasa.” Nama ini juga sangat tampak pada gerakan pembuka kata ini. Konon di masa lalu ada yang menyebut Unsu dengan Hakko.

Menurut legenda, Unsu diperkenalkan pertama kali oleh Arakaki Seisho sekitar tahun 1890. Sejak banyaknya modifikasi kata saat ini, bentuk asli dari kata Unsu sulit dipastikan. Versi Shotokan mengadopsi dari Shito-ryu (disebut Unshu) yang jumlah gerakannya lebih banyak. Sekitar tahun 1960-an Shotokan baru resmi memasukkan kata Unsu dalam silabus mereka.

Menurut sejarahnya, Shotokan mendapatkan kata Unsu setelah Gichin Funakoshi meminta beberapa muridnya untuk belajar pada Kenwa Mabuni. Selain Unsu, ada juga beberapa kata lain yang dipelajari misalnya Nijushiho dan Gojushiho. Namun belajar banyak kata dalam waktu singkat jelas hal yang mustahil. Itulah sebabnya kata Shotokan yang diadopsi dari Shito-ryu mengalami pemangkasan gerakan disana-sini.

Sebagaimana ditulis Funakoshi dalam bukunya, Okinawa adalah pulaunya angin topan. Masyarakat setempat kemudian membuat semacam tarian tradisional yang menggambarkan keadaan di saat badai. Entah legenda itu benar atau tidak, konon Arakaki menciptakan kata Unsu setelah terinspirasi tarian tersebut.

Meskipun jauh lebih pendek dari versi aslinya, Unsu dari Shotokan terkenal sebagai kata yang indah dan sangat sulit. Selain lompatan tinggi selebar 540 derajat, teknik dua jatuhan dan pukulan cepat empat penjuru menjadi alasannya. Masatoshi Nakayama mengatakan untuk menguasai Unsu, maka sebelumnya paling tidak telah menguasai seluruh kata Heian, Kanku dan Jion. Tanpa ketiganya sama saja seperti boneka orang-orangan sawah yang menari.

Bicara masalah lompatan, pada mulanya sangat sedikit orang-orang di JKA yang mampu melakukannya. Bahkan Nakayama dan sang maestro Hirokazu Kanazawapun tidak sanggup. Adalah Mikio Yahara yang berhasil melakukan lompatan Unsu seperti yang dicontoh banyak orang saat ini.

Siapa sebenarnya Yahara? Pemuda yang awalnya gemar berkelahi ini termasuk murid terbaik di JKA. Bahkan karena kemampuannya itu, Nakayama memintanya menjadi model peraga kata Unsu di beberapa video komersil produksi JKA. Yahara juga mendominasi turnamen di era tahun 1980-an. Kata Unsunya terkenal cepat, indah dan bertenaga. Sekalipun sekarang irama menjadi poin penting dalam pertandingan kata, gerakan Yahara yang terkesan tradisional saat itu tetap dikagumi hingga kini.

Jika Anda amati, tren melompat ini rupanya juga “mewabah” ke dalam gaya kata Shito-ryu. Beberapa tahun terakhir ini banyak peserta kata dari Shito-ryu yang memasukkan gaya melompat dalam kata mereka. Cobalah amati kata seperti Koshokun Dai, Koshokun Sho dan Chatanyara Kushanku. Bahkan ada juga yang mengadopsi lompatan Unsu Shotokan dalam Unshu versi Shito-ryu.

Bagi peserta kata dari Shotokan, hal ini jelas harus dipikirkan. Ini karena Shito-ryu mempunyai jumlah kata yang sangat banyak dan panjang. Bandingkan dengan kata Shotokan yang lebih sedikit dan mayoritas lebih pendek. Jika Anda praktisi Shotokan spesialis nomor kata, maka menguasai Unsu adalah sebuah keharusan. (Indoshotokan)