KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

KARATE: ANTARA MITOS DAN LEGENDA (1)


Kemampuan untuk membela diri sebenarnya dimiliki oleh semua makhluk hidup. Bukan hanya manusia, bahkan binatang dan tumbuhan mempunyai cara masing-masing untuk membela diri. Hal itu diperlukan agar setiap makhluk dapat bertahan hidup, karena satu makhluk kadang menjadi ancaman bagi makhluk hidup lainnya. Meski sebenarnya binatang yang menyerang binatang lain adalah bagian dari usaha untuk bertahan hidup.

Manusia sebagai makhluk yang beradap mempunyai keunggulan dibanding makhluk hidup lainnya. Selain fisik, manusia mempunyai akal sehingga bisa berpikir dan mengambil keputusan. Karate sebagai salah satu seni bela diri adalah juga hasil olah pikir manusia. Bela diri yang sangat tua ini mempunyai sejarah yang unik dan misterius. Sampai sekarang menelusuri sejarah karate bukanlah perkara mudah. Karena catatan tertulis yang amat sangat sedikit, para peneliti banyak mengambil sumber dari kisah, legenda, mitos dan teknik dari perguruan karate yang ada.
  
Gichin Funakoshi dalam buku Karate-do Nyumon menyatakan:

“Sejak tidak adanya catatan tertulis, tidak diketahui siapa yang menciptakan karate dan bagaimana karate disebarkan. Apapun keterangan yang kita dapat dapat hari ini tentang latar belakang sejarahnya telah diceritakan dari mulut ke mulut. Dan karena kerahasiaan tradisi, melalui cerita ini seringkali membuatnya tidak jelas. Berusaha menelusurinya untuk menemukan fakta seperti memegang awan dengan tangan. Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya, bahkan sejak aku dan teman-temanku masih anak-anak, segalanya tentang karate benar-benar dirahasiakan.”

Ada banyak teori  yang menyebutkan asal muasal karate. Tapi teori yang banyak diterima saat ini adalah asal karate berhubungan dengan India dan Tiongkok. Dasarnya adalah Bodhidarma dari India yang menyebarkan Budhisme di Tiongkok. Bukti lainnya adalah di Okinawa ada aliran karate Shorin-ryu yang masih menggunakan istilah Shaolin. Seperti diketahui Shaolin adalah biara Budhisme di Tiongkok yang kemunculannya berhubungan dengan Bodhidarma.


SEJARAH KARATE – INDIA DAN TIONGKOK

Konon sekitar 1500 tahun yang lalu Bodhidarma atau Tamo Laotsu (di Jepang Daruma Daishi) meninggalkan India demi menyebarkan Budhisme. Bodhidarma adalah anak ketiga dari Raja Suganda dari kasta ksatria. Demi menjalankan misinya, Bodhidarma singgah ke banyak tempat dan salah satunya adalah Tiongkok. Konon dalam perjalanannya itu Bodhidarma melintasi pegunungan Himalaya yang medannya luar biasa berat dengan hanya berjalan kaki.
  
Bodhidarma akhirnya tiba di kaki pegunungan Sung Shan yang terletak di propinsi Hennan, Tiongkok. Dipercaya dia lalu mendirikan sebuah biara bernama Shaolin (Jepang: Shorinji) dan mulai menyebarkan agama Budha. Penduduk setempat tertarik dengan ajaran kebajikan yang dibawanya. Mereka lalu menjadi biksu yang belajar Budhisme dibawah Bodhidarma.

 Sebuah patung yang menggambarkan figur Bodhidarma. Sumber

Bodhidarma mengajarkan prinsip meditasi yang menuntut kekuatan fisik dan mental. Ajaran itu agaknya terlalu berat hingga pengikutnya tidak sanggup bertahan.  Untuk mengatasinya, Bodhidarma kemudian menunjukkan jalan untuk mendapat kondisi fisik yang lebih baik. Latihan itu berupa kombinasi gerakan bela diri dan pernapasan yang dikemudian hari dipercaya menjadi dasar dari seluruh teknik bela diri Shaolin yang terkenal seperti yang terlihat saat ini. Hasilnya para biksu tadi mempunyai kekuatan fisik yang tangguh. Mereka tidak hanya belajar Budhisme karena juga pandai teknik pengobatan tradisional seperti akupuntur.

Dipercaya dalam perkembangan selanjutnya teknik yang diajarkan Bodhidarma mempengaruhi kemunculan “Chuan Fa”, yang kasarnya berarti “beragam seni Tiongkok” namun diterjemahkan sebagai “Kenpo Cina”. Oleh orang barat Chuan Fa sering disempitkan artinya sebagai Kungfu Cina. Teknik masing-masing Chuan Fa umumnya menyesuaikan dengan kondisi budaya, wilayah dan geografisnya. Kelak Chuan Fa yang beragam tadi akan masuk ke Okinawa dan mempengaruhi perkembangan karate.


SEJARAH KARATE - OKINAWA

Sebelum menjadi Prefektur Jepang ke-47 Okinawa bernama Ryukyu dan merupakan kerajaan yang bebas merdeka. Ryukyu mempunyai empat pulau utama yaitu Amami Oshima,  Okinawa, Miyako dan Yaeyama. Jumlah seluruh pulaunya saat ini adalah 161 pulau dan 44 diantaranya berpenghuni.

Di Samudera Pasifik Okinawa terlihat hanya seperti sebuah titik. Nama Okinawa sendiri berarti untaian pantai, karena banyaknya pantai yang terbentang indah layaknya zamrud. Ibu kotanya adalah Naha yang merupakan kota pelabuhan yang ramai karena sebagai transit kapal pendatang. Okinawa tidak hanya terkenal sebagai tempat asal karate namun juga pulaunya badai. Setiap tahun badai disertai hujan hebat rajin melanda wilayah ini dan meninggalkan kerusakan yang tidak sedikit. (Bersambung – Indoshotokan)