KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

LEGENDA 47 RONIN (2)

Oishi kemudian pindah ke Kyoto dan mulai bertingkah aneh. Tiada hari dilewati Oishi tanpa bermabuk-mabukan dengan ditemani wanita penghibur di kedai sake. Apa yang dikerjakan Oishi lebih mirip dengan orang yang sudah putus asa. Tidak keinginan untuk melanjutkan hidup, apalagi rencana balas dendam. Namun demikian Kira yang menjadi sasaran balas dendam masih merasa terancam dan belum mengendurkan penjagaan. Kira juga masih menyebar banyak mata-mata untuk mengawasi semua bekas pengikut Asano.

Dalam satu insiden, Oishi yang saat itu baru pulang dari kedai sake langganannya terjatuh dan tertidur di jalanan dalam keadaan mabuk berat. Orang-orang yang melintasi jalan itu lalu menertawainya. Ulah Oishi itu kemudian diketahui seorang samurai dari klan Satsuma yang kebetulan juga melewati jalan itu. Merasa gusar dengan perbuatan yang memalukan itu, samurai Satsuma yang tidak diketahui namanya itu mendekatinya dan melontarkan berbagai cercaan. Samurai itu merasa malu karena Oishi tidak bertindak sebagai layaknya samurai terhormat dengan memilih mabuk dan bermain wanita daripada membalas kematian tuannya. Oishi yang tertidur tidak menghiraukan umpatan itu, hingga akhirnya membuat samurai Satsuma itu marah. Pria Satsuma itu kemudian menendang wajah pemabuk yang menyedihkan itu sambil terus mengumpatnya.

Tidak lama setelah kejadian itu Oishi menceraikan istrinya yang telah setia menemani selama 20 tahun lamanya. Tampaknya Oishi tidak ingin melibatkan keluarganya dalam rencana balas dendamnya itu. Oishi kemudian mengembalikan istrinya berikut anak-anak mereka ke rumah orang tua istrinya. Chikara, yang merupakan anak tertua Oishi mengambil keputusan yang mulia sekaligus berani dengan menyatakan tetap ingin menemani ayahnya menyerang istana Kira.

Apa yang dilakukan Oishi dan pengikut Asano lainnya ini kemudian diketahui oleh mata-mata Kira. Mereka kemudian kembali pada tuannya dan menyampaikan hasil pengintaiannya selama ini bahwa seluruh pengikut Asano telah berubah menjadi samurai jahat yang tidak perlu ditakuti. Mereka juga tidak ada keinginan untuk membalas dendam kematian tuannya. Apalagi mereka juga tidak punya uang sejak berhenti menjadi bawahan Asano. Kenyataan ini membuat Kira merasa aman dan merasa tidak perlu lagi memperketat penjagaan di istananya. Hal ini lalu diketahui oleh Oishi dari pengikutnya yang sebelumnya menyamar sebagai pedagang dan biksu. Kebanyakan dari mereka sudah masuk ke istana Kira dan benar-benar mengetahui seluk beluk istana itu. Mereka bahkan juga sudah hafal dengan karakter setiap penghuni rumah.

Tanggal 12 Desember 1702 seluruh ronin bekas pengikut Asano yang berjumlah 59 orang mengadakan sebuah pertemuan rahasia. Mereka berkumpul kembali di sebuah rumah di Edo untuk mengadakan makan malam bersama yang terakhir sekaligus mengingatkan kembali sumpah yang telah mereka buat setahun sebelumnya, yaitu membalas kematian Asano. Malam itu Oishi mengingatkan pengikutnya agar tidak membunuh wanita, anak-anak dan orang yang tidak bersalah dalam penyerbuannya. Mereka semua berharap berhasil memenggal kepala Kira untuk selanjutnya dibawa ke makam tuan mereka. Oishi sebagai pemimpin lalu memilih 46 orang samurai terbaik sedangkan 13 orang sisanya dipulangkan kembali pada keluarganya masing-masing. Mereka yang terpilih kemudian mengambil senjata dan baju perang yang sempat disembunyikan sebelumnya.

Satu lukisan yang menggambarkan penyerangan para ronin di istana Kira di Edo. Foto berasal dari Wikipedia

Tanggal 14 Desember 1702 aksi penyeranganpun dimulai. Oishi mengirimkan empat samurai untuk menyamar sebagai pedagang yang menyusup ke istana Kira. Setelah berhasil masuk mereka lalu menyekap penjaga pintu gerbang dan mengikatnya. Oishi juga mengirimkan orang-orangnya untuk memberitahu pada penghuni rumah di sekitar istana Kira dan menjelaskan bahwa mereka bukanlah perampok, melainkan hanya ingin membalas dendam atas kematian majikan mereka. 

Utusan Oishi berpesan bahwa seluruh tetangga Kira tidak perlu khawatir akan disakiti karena keselamatan mereka akan dijamin. Tetangga Kira yang semuanya membenci pejabat sombong itu menyatakan tidak akan menghalangi aksi penyerbuan itu. Mereka mempersilahkan Oishi beserta pengikutnya meneruskan rencananya.

Oishi kemudian menempatkan beberapa pemanah di sekitar atap istana untuk mencegah penghuni istana meminta bantuan. Setelah semua persiapan matang, Oishi menabuh genderang sebagai tanda penyerbuan telah dimulai. Pasukan dibagi dalam dua kelompok, pertama yang dipimpin Oishi berusaha menyerang dari depan istana dengan berusaha menjebol gerbang. Sedangkan pasukan kedua dipimpin Chikara yang menyerbu lewat gerbang belakang.

Kira yang saat itu tengah asyik minum teh kaget bukan kepalang mendengar keributan di pintu gerbang. Sadar bahwa pengikut Asano benar-benar telah datang, Kira yang panik segera melarikan diri bersama istri dan beberapa pelayan wanita. Pengawal Kira yang saat itu tengah tidur di barak segera berlarian masuk ke dalam istana untuk menolong tuan mereka. Oishi yang berhasil menjebol gerbang depan akhirnya menerobos masuk dan segera disambut pertarungan sengit melawan pengawal Kira. Begitu pula dengan Chikara yang berhasil menerobos gerbang belakang harus menghadapi sejumlah penjaga. Akibatnya pertarungan berdarahpun tidak terelakkan lagi di dalam istana. Malam yang bersalju dan dingin semakin menambah mencekamnya drama balas dendam itu.

Api yang berkobar disertai jeritan kematian dari pengawal yang tewas membuat wanita dan anak-anak di dalam istana itu menangis histeris. Namun Oishi dan para ronin benar-benar menepati janji mereka dengan tidak menyakiti orang yang tidak bersalah dan hanya membantai pengawal yang bersenjata. Akhirnya setelah kurang lebih satu setengah jam pertempuran itupun berakhir. Oishi dan para ronin berhasil membunuh seluruh pengawal Kira yang berjumlah 61 orang tanpa kehilangan satu orangpun di pihaknya. 

Tanpa membuang waktu mereka segera menggeledah seisi istana untuk mencari buruan mereka. Namun selain wanita dan anak-anak yang menangis ketakutan, sosok Kira tidak ditemukan di manapun. Para ronin mulai resah karena takut telah gagal dalam usahanya kali ini. (bersambung) (Indoshotokan)