KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

LEGENDA 47 RONIN (3 - FINAL)

Oishi kemudian segera bergegas menuju kamar Kira dan memeriksa tempat tidurnya. Ternyata kasur itu masih hangat hingga Oishi dapat menyimpulkan bahwa Kira tentu bersembunyi di sebuah tempat yang tidak jauh dari istana. Dengan segera Oishi memerintahkan seluruh ronin agar kembali memeriksa setiap sudut istana dengan lebih teliti.

Dalam sebuah pencarian akhirnya ditemukanlah sebuah jalan rahasia yang menuju ke satu sudut halaman istana. Jalan itu ternyata tersembunyi dibalik sebuah gulungan lukisan besar di salah satu dinding. Penyusuran jalan itu berakhir di sebuah bangunan kecil mirip gudang yang digunakan menyimpan kayu bakar dan arang. 
 
Setelah berhasil mengatasi dua penjaga, para ronin segera merangsek ke dalam gudang kecil itu dan segera mendapati sesosok pria yang tengah bersembunyi dalam kegelapan. Sadar telah diusik, pria itu mendadak menyerang dengan sebilah pedang pendek, namun dengan mudah digagalkan para ronin.

Pria itu menolak mengatakan siapa dirinya, namun para ronin yakin bahwa dialah Kira yang menjadi buruan mereka selama ini. Salah satu ronin lalu membunyikan peluit yang menandakan pencarian telah berakhir. Setelah semua ronin berkumpul, dengan diterangi sebuah lentera, Oishi dapat memastikan pria itu adalah Kira. Luka bekas sayatan pedang di wajah Kira adalah sebagai buktinya yang sekaligus menjadi pesan kematian dari Asano.

Meski kemarahan Oishi dan para ronin pada Kira amatlah dalam, namun Oishi sadar bagaimanapun jahatnya Kira tetap saja mempunyai peringkat sebagai samurai yang lebih tinggi dari mereka. Oishi lalu berlutut dan menjelaskan pada Kira bahwa mereka adalah bekas pengikut Asano yang ingin menuntut balas atas kematian tuan mereka, sebuah hal yang selayaknya dilakukan seorang samurai. Dengan sopan dan penuh hormat Oishi lalu memohon pada Kira untuk mati sebagai samurai sejati dengan melakukan seppuku. Oishi tampak benar-benar menunjukkan diri sebagai seorang samurai loyal yang menyerahkan sebilah pedang pendek kepada Kira dengan penuh hormat.

Diminta segera melakukan seppuku membuat wajah Kira pucat pasi dan gemetar. Dengan kepala tertunduk Kira hanya terdiam dalam ketakutannya. Oishi yang menunggu jawaban Kira beberapa saat lalu memerintahkan salah satu ronin untuk menundukkan kepala Kira. Tampaknya sia-sia saja memberi pilihan bagi Kira untuk mati terhormat. Dengan sebuah tebasan yang sangat cepat, kepala Kira terpisah dari badannya. 
 
Akhirnya, di sebuah malam tanggal 14 Desember 1702 Kira tewas di ujung pedang yang sama dengan yang digunakan untuk seppuku Asano. Dengan demikian misi Oishi dan para ronin telah selesai. Mereka lalu merapikan seisi istana dan mematikan api yang dapat membakar istana dan membahayakan rumah tetangga sekitar. Setelah selesai mereka lalu memberi hormat pada penghuni rumah yang tersisa dan segera meninggalkan istana seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Para ronin kemudian kembali ke kuil Sengakuji dengan membawa potongan kepala Kira. Oishi lalu memerintahkan salah satu roninnya yaitu Terasaka Kichiemon untuk melaporkan kejadian itu pada Shogun di Edo. Hanya berselang sehari saja kabar kematian Kira sudah merebak dimana-mana. Sepanjang perjalanan banyak orang yang memuji keberanian para ronin yang berhasil menyelesaikan sebuah misi terhormat. Bahkan tidak jarang perjalanan Oishi dan para ronin terhambat di tengah jalan karena banyak orang yang menawari mereka untuk singgah dan melepas lelah sejenak.

Setibanya di kuil Sengakuji Oishi bersama 45 ronin yang tersisa mencuci kepala Kira berikut pedang yang digunakan untuk menebasnya di sebuah sumur. Setelah itu baik kepala dan pedang itu lalu diletakkan di depan kuburan Asano sebagai bukti kesetiaan sekaligus terpenuhinya kewajiban mereka. Mereka lalu berdoa di kuil dan selanjutnya menyerahkan seluruh uang dan harta yang mereka punya kepada pengurus kuil agar dikuburkan. Setelah itu mereka membagi kelompoknya menjadi 4 bagian dan menyerahkan diri dibawah pengawasan 4 daimyo yang berbeda. Para ronin memilih menunggu keputusan dari Shogun dan tidak ingin melarikan diri.

Adapun Shogun Tsunayoshi yang mendengar berita kematian Kira tentu saja marah bukan main. Namun Shogun juga bingung karena para ronin juga telah mengikuti kode bushido sebagaimana mestinya. Di sisi lain mereka juga dianggap telah menentang shogun dengan melakukan aksi balas dendam. Shogun lalu banyak menerima saran dan petisi dari pejabat lain untuk menentukan nasib para ronin selanjutnya. Walaupun sebagian petisi menyatakan bahwa para ronin bersalah dan layak untuk mati, Shogun akhirnya mengambil keputusan yang bijaksana. Para ronin tetap dihukum untuk melakukan seppuku sebagai samurai terhormat dan bukan dipandang sebagai pembunuh.

Tanggal 4 Februari 1703 satu-persatu dari 46 ronin melakukan seppuku dengan penuh keyakinan, kebanggaan dan tanpa penyesalan. Hari itu sekaligus menjadi salah satu ritual seppuku terbanyak dalam sejarah samurai Jepang. Setelah kematian mereka seluruh senjata, baju perang berikut genderang dan peluit yang digunakan saat menyerang istana Kira dikumpulkan di kuil Sengakuji. Hingga sekarang seluruhnya masih tersimpan dan terawat dengan rapi. 
 
Adapun ronin ke-47 yaitu Terasaka Kichiemon yang mengirimkan pesan ke Edo akhirnya kembali. Namun oleh Shogun dipisahkan dari hukuman karena usianya yang masih muda. Ada yang menyatakan Kichiemon hidup sampai usia 78 tahun dan setelah meninggal jasadnya dikuburkan bersama 46 ronin lainnya.

Beberapa waktu kemudian seorang samurai dari klan Satsuma yang terlibat insiden dengan Oishi setahun sebelumnya datang ke kuil Sengakuji. Pria itu berdoa dan memohon maaf karena telah salah sangka pada seluruh ronin terutama pada Oishi. Untuk menebus rasa malunya karena telah menuduh Oishi bukan samurai terhormat, pria Satsuma itu kemudian melakukan seppuku di kuil Sengakuji. Jasadnya kemudian dikuburkan bersama-sama seluruh ronin.


Sebuah foto dari kuburan 47 ronin di Kuil Sengakuji yang ramai dikunjungi peziarah setiap tahunnya. Foto berasal dari Flickr.


Sebelum kematian Kira banyak samurai bekas pengikut Asano yang kehilangan pekerjaan. Kebanyakan dari mereka lalu bekerja sebagai petani dan pengrajin untuk bertahan hidup. Karena tidak mungkin bagi mereka melayani keluarga Asano yang dianggap telah melakukan aib. Namun setelah 47 ronin melakukan seppuku dan dianggap mati terhormat, nama baik mereka dan keluarga Asano akhirnya pulih kembali. Meski dikurangi sepersepuluhnya, harta benda berikut istana dan wilayah akhirnya dikembalikan pada adik laki-laki Asano sebagai penerusnya. Begitu pula dengan mantan samurai Asano yang kemudian mendapatkan pekerjaannya kembali.

Meski melegenda, aksi kepahlawanan para ronin tidak urung mendapat kritikan. Beberapa sastrawan ternama mengkritik tindakan para ronin yang harus menunggu sekian tahun untuk memuluskan rencana mereka. Belum lagi Oishi yang harus rela menyamar sebagai pemabuk yang tentu mempertaruhkan nama baik keluarga dan majikannya. 
 
Tidak heran banyak yang menganggap Oishi begitu terobsesi membunuh Kira hingga harus mengorbankan semua yang berharga dalam hidupnya. Dapat dibayangkan jika seandainya Kira tewas (karena penyakit misalnya) sebelum para ronin mengeksekusinya, tentu orang banyak terlanjur menilai pengikut Asano tidak lebih dari pemabuk dan samurai tidak terhormat.

Apapun kritikan yang muncul, legenda 47 ronin diakui sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah Jepang. Usaha keras dan sungguh-sungguh dari para ronin dalam mencapai tujuannya telah menunjukkan spirit sejati kode etik bushido. Apalagi dalam bushido suatu proses atau usaha untuk mencapai tujuan dipandang lebih penting ketimbang menang atau kalah yang dianggap hasil perjuangan. 
 
Tidak heran banyak kabuki (opera tradisional Jepang) dan bunraku (drama boneka) yang mengangkat kisah legendaris itu. Bahkan semasa Perang Dunia II dibuat pula film bertema 47 ronin dalam dua episode untuk menggelorakan semangat perang. Sayangnya film itu kurang begitu sukses karena ceritanya yang dianggap terlalu serius.

Hingga kini Sengakuji yang berarti kuil di musim gugur selalu ramai dikunjungi masyarakat Jepang setiap tahunnya. Sebagian besar dari mereka tidak hanya menyaksikan kuburan 47 ronin namun juga berdoa dengan khusyuk. Hal ini membuktikan bahwa legenda itu telah menginspirasi dan hidup dalam hati setiap masyarakat Jepang yang tidak ingin melupakannya begitu saja. (tamat) (Indoshotokan)