Kiai, yang berarti teriakan semangat merupakan salah satu komponen penting dalam berlatih karate. Bukan sekedar mengeluarkan udara dan suara sekeras-kerasnya, namun lebih dari itu. Kiai yang salah hanya akan membahayakan karateka itu sendiri, karena dalam kondisi itu akan mudah diserang. Bahkan dalam serangan yang lemah sekalipun. Hal ini sering terjadi dalam turnamen. Mungkin karena terlambat kiai akhirnya serangan lawan masuk. Dan bisa ditebak, sakitnya jangan ditanya lagi. Belajar dari pengalaman, ternyata kiai ketika kita dipukul lebih sakit daripada kita dalam latihan biasa (yang tidak ada lawannya tentu saja !).
Nah, kembali ke masalah kiai tadi. Secara teori sebenarnya ada tiga manfaat poin penting dalam kiai. Yang pertama tentu saja menunjukkan semangat bertarung alias fighting spirit kita. Jelas kita nggak mungkin bertanding tanpa mengeluarkan suara. Seorang teman bilang, “Nggak seru deh, rasanya kok nggak niat”, begitu katanya. Dan rasanya pendapat itu tidak salah juga. Coba bayangkan sendiri kalau Anda kumite dengan lawan yang seperti itu. Dalam sesi latihan biasanya kiai pada gerakan kelima atau kesepuluh, jika berlatih dasar (kihon). Atau pada teknik yang terakhir. Umumnya senior/pelatih akan memberikan aba-aba untuk berteriak.
Jangan dikira kiai adalah pekerjaan mudah. Umumnya sering saya melihat yunior-yunior sangat sulit kalau disuruh kiai setiap akhir suatu teknik. Kalau murid pemula seharusnya tidak masalah, tapi kalau murid tingkat lanjut ? Tentu ini jadi masalah kalau harus turun dalam turnamen resmi. Karena fungsi kiai disini juga untuk mengantisipasi cedera dalam kumite. Kedua, mempengaruhi lawan. Bagaimana bisa dengan hanya berteriak lawan akan terpengaruh bahkan sampai ketakutan. Ada istilah kiai jutsu dalam dunia bela diri, dimana dengan hanya berteriak maka lawan akan mengurungkan serangan.
Rahasianya ternyata cukup simpel, dimana saat kita berteriak harus dilandasi dengan semangat berperang yang sungguh-sungguh tanpa keraguan dan ketakutan. Yang pasti saya tidak mengatakan ini mudah, karena saat kita maju menghadapi lawan ketakutan pasti ada. Dan rasanya itu hal yang manusiawi. Sedangkan yang terakhir, kiai bisa juga berfungsi sebagai elemen yang meningkatkan tenaga dengan memberi penekanan pada otot.
Dalam suatu acara demonstrasi, umumnya acara puncaknya adalah tameshi-wari(pemecahan). Kalau Anda perhatikan, si peraga tentu kiai saat memecahkan batu, kayu, es atau apapun yang menjadi bahan tameswarenya. Tidak masalah dengan menggunakan bagian tubuhnya yang mana untuk memecahkan. Tentu saja dengan memecahkan harus didukung dengan pernapasan dan kime (fokus/konsentrasi) yang benar. Nah, itulah rahasianya kiai. Tapi boleh dong kalau saya menambahkan satu lagi. Kiai juga bisa membuat kita lebih rileks dan segar alias fresh. Dan memang dari sudut psikologi berteriak adalah salah satu cara menghilangkan ketegangan fisik dan pikiran. Anda setuju ? (Indoshotokan)