KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

KEKUATAN BERASAL DARI BAGIAN BAWAH PERUT, TEKNIK DARI PINGGUL

Orang memilih jalan karate untuk alasan yang bermacam-macam – untuk menjadi kuat; mendapatkan bentuk otot yang indah; mendapatkan kesehatan dan panjang umur; untuk penyegaran dan rasa bahagia. Karate adalah seni bela diri yang bisa dikerjakan oleh siapa saja, tidak bergantung umur atau jenis kelamin, dan bisa dimulai kapanpun dalam hidup seseorang.

Tidak masalah bagaimana cara orang memasuki jalan karate, dengan ketekunan yang tidak pernah lelah maka semua tujuan dibalik keikutsertaannya dalam karate akan tercapai. Juga, tanpa disadarinya akan datang saat dimana orang itu menemukan dirinya selalu berkepala dingin dalam berbagai situasi. Inilah daya tarik karate sekaligus jalan untuk menjadi seorang sabuk hitam. Hal itu juga berarti jalan yang membawa kita untuk menguasai seni tersebut.

Secara teoritis, karate adalah metode latihan fisik bagi jiwa dan tubuh untuk menselaraskan diri dengan hukum alam semesta. Dengan melatih lengan dan dan kaki secara sistematis, karate juga menjadi seni bela diri yang bermanfaat untuk hidup kita sehari-hari. Sementara ada pendapat tujuan karate sama seperti senam kesehatan, sebagai olah raga, dan untuk melatih mental, karate juga menawarkan keuntungan psikologis.

Dengan melatih bagian bawah perut – pusat gravitasi manusia (disebut tanden atau seika tanden dalam Bahasa Jepang; berlokasi dibawah pusar) – dan memberdayakan teknik pernafasan yang sesuai (pernafasan dada, pernafasan perut dan pernafasan bawah perut), kita dapat mencapai konsentrasi mental dan memperkuat ki (energi kehidupan) atau elemen paling dasar dari hidup manusia. Lebih jauh akan memberikan energi yang penting untuk hidup baik dan sehat.

Sejak masih remaja, aku telah menggunakan seluruh waktuku untuk karate. Dan hingga kinipun di usia 74 tahun, aku menghabiskan waktu lebih dari delapan bulan setiap tahunnya di luar negeri untuk mengajar dan mempromosikan karate ke penjuru dunia. Di tengah gaya hidup yang sibuk dan tidak menentu ini, karate memungkinkan aku mencapai ketenangan pikiran di setiap waktu. Perut bagian bawah – yang juga disebut hara dalam Bahasa Jepang – memberiku kemampuan untuk kebutuhan ini.

Namun bagaimana perut bagian bawah – atau hara, seika tanden – dapat diperkuat lewat latihan karate? Semua teknik dasar yang dikerjakan dalam karate, khususnya teknik umum seperti pukulan lurus dan kebalikannya, tidak hanya memperkuat otot perut saat melakukannya. Hal itu juga memberdayakan beragam kekuatan internal, kekuatan mental, kekuatan spiritual dan organ dalam. Ketika memukul semua tenaga menyatu dengan usaha yang terkonsentrasi dan menselaraskan diri menjadi kekuatan yang ekplosif. Oleh karena itu, jika otot perut bagian bawah tidak pernah digunakan, sama artinya berlatih dengan konsep yang tidak benar.

Meski demikian masih ada pertanyaan: mengapa perut bagian bawah memegang peranan yang begitu penting? Jawabannya singkat, karena perut bagian bawah merupakan pusat gravitasi dari tubuh manusia. Sementara sebagian orang menyebutnya “pusat tubuh,” Aku lebih memilih istilah “pusat gravitasi.” Alasannya, ketika aku berdiskusi dengan ahli matematika bernama Heisuke Hironaka aku memakai kata “pusat” dan Tuan Hironaka menanggapinya, “Oh, maksud Anda pusat gravitasi.” Sejak itu aku mengingat jika istilah “pusat gravitasi” lebih mudah dipahami.

Alasan lain perut bagian bawah begitu penting adalah karena melatih seika tanden dan meningkatkan tekanan perut otot dapat membantu proses pembersihan darah di seluruh tubuh. Aku akan menjelaskan hal ini lebih lanjut di buku ini bagaimana praktisi karate mula-mula diajarkan untuk memberdayakan pernafasan, memfokuskan tenaga dan konsentrasi di perut bagian bawah. Dan selanjutnya mengadaptasikan nafas dengan gerakan mereka.

Kemampuan untuk memfokuskan tenaga dan berkonsentrasi pada seika tanden secara otomatis akan memberikan percaya diri dan kestabilan emosi. Kemampuan itu juga merefleksikan aspek sikap, karakter dan kepribadian. Karena alasan ini para pendekar masa lalu yang disebut samurai merupakan orang yang terpelajar, tangguh dalam seni perang, tapi juga berani dan berpengetahuan luas. Mereka ini mengasah keahliannya dengan menekankan pada seika tanden.

Dalam meditasi Zazen agama Budha (berlatih Zen dalam posisi duduk), praktisinya juga diperintahkan untuk memfokuskan kekuatan pada perut bagian bawah. Meski di awal periode Kamakura (1185 – 1333) golongan pendekar diistimewakan oleh pemerintah, para samurai dan shogun saat itu tetap ambil bagian dalam latihan Zen. Mereka menempatkan seika tanden dalam posisi yang penting sementara di sisi lain mereka juga membangun karakter masing-masing.

Karena alasan inilah di Jepang ada ungkapan “telah menguasai hara” (hara ga dekite iru) dan “mempunyai hara yang telah terlatih” (hara ga suwatte iru) bagi orang-orang yang berpikiran luas, tetap tenang dalam berbagai kondisi, mampu memecahkan masalah dengan sistematis dan tetap berkepala dingin.

Mempunyai hara yang telah terlatih membuat orang mempunyai percaya diri dalam kesehariannya. Dalam hal inilah tersembunyi daya tarik seni bela diri. Perut bagian bawah – bergantung pada bagaimana dikombinasikan dengan pernafasan dan cara menggunakannya – dapat memberi keberanian dalam menghadapi situasi yang tidak terduga. Sebaliknya, dapat memberi efek ketenangan dalam kondisi penuh tekanan. Keadaan itu benar-benar fenomena yang menakjubkan.

Karena banyaknya gerakan dalam karate, mengkonsentrasikan kekuatan di perut bagian bawah menjadi tantangan bagi murid pemula, khususnya anak-anak. Namun ketika pinggul mengeluarkan tendangan yang kuat, maka perut bagian bawahlah yang memberi keseimbangan semua gerakan. Dari sebelum tendangan dilancarkan, ketika tendangan kontak pada sasaran dan seterusnya. Karena alasan inilah maka perut bagian bawah juga bermakna paling penting dalam perlindungan diri.

Ketika mengajar anak-anak, aku sering memakai analogi untuk menjelaskan prinsip dasar karate – contohnya kekuatan berasal dari perut bagian bawah dan teknik berasal dari pinggul. Aku akan berkata pada mereka, “Sama seperti ayah dan ibumu; jika kau berpikir pinggul adalah ayahmu, maka perut bagian bawah adalah ibumu. Saat kedua orang tuamu bekerja bersama-sama, mereka akan mampu menyelesaikan semua urusan rumah tangga. Serupa jika pinggul dan perut bagian bawahmu bekerja sama, maka kau akan mengembangkan tubuh, teknik dan pikiran sekaligus.” (Indoshotokan)

Artikel ini berjudul asli “Power comes the lower abdomen, techniques from the hips.” yang berasal dari buku “Black Belt Karate: The Intensive Course” yang ditulis oleh Hirokazu Kanazawa (2006). Editing dan alih bahasa oleh Bachtiar Effendi. Foto berasal dari http://karatenisentenashi.tumblr.com.