Saat mendengar nama Akihabara yang terlintas dalam pikiran kita adalah surganya para otaku dan pecinta gadget. Tidak salah memang, tapi yang paling terkenal dari Akihabara sebetulnya adalah barang elektronik dan maid cafenya. Mereka yang berkunjung ke Tokyo tidak lengkap rasanya jika tidak mampir ke Akihabara. Nah, pada artikel travel guide kali ini Indoshotokan akan mengajak sobat menjelajahi kota yang menjadi salah satu ikon negeri sakura ini.
Akihabara atau Akihabara Denki Gai (berarti: Akihabara Electric Town) adalah sebuah kawasan perbelanjaan yang letaknya di salah satu distrik Tokyo, Jepang. Jaraknya hanya lima menit jika ditempuh menggunakan kereta dari Stasiun Tokyo. Pusat elektronik berada di distrik Taitou dan Soto-kanda. Selain memang sudah terkenal, Akihabara dekat dengan Yamanote Line yang menjadi jalur tersibuk di Tokyo. Jalur kereta ini menghubungkan stasiun penting lain seperti Shinjuku, Shibuya dan Ginza. Sudah bisa dibayangkan betapa hiruk pikuknya.
Menurut sejarahnya, tahun 1869 kawasan Akihabara pernah mengalami kebakaran hebat. Setahun kemudian Kaisar Meiji memerintahkan agar dibangun Chinkasha, sebuah kuil yang dipercaya dapat memadamkan api. Namun para penduduk salah mengartikan jika kuil itu dibangun untuk menyembah dewa Akiha Daigon-gen (juga dipercaya memadamkan api). Selanjutnya banyak orang menyebut kawasan itu dengan Akiba-sama (yang berarti tuan Akiba).
Di kemudian hari seluruh kawasan itu dibersihkan dari pemukiman penduduk hingga menjadi tanah kosong. Dalam bahasa Jepang tanah kosong disebut dengan “hara.” Dan begitulah, seluruh kawasan itu kemudian berganti nama menjadi Akihabara yang berarti “tanah kosong di sekitar Akiba-sama.” Sedangkan kuil Chinkasha hingga kini masih dipertahankan dan umumnya dikenal sebagai kuil Akiba.
Koleksi action figur Kamen Rider lengkap. Tinggal dipilih. (sumber)
Seakan mempertegas sebagai surganya para otaku, kawasan ini dipenuhi dengan beragam poster dan baliho elektronik super besar bergambar tokoh game, anime atau komik. Bagi mereka yang baru pertama kali menginjakkan kaki disana dijamin pasti akan kesulitan. Ini karena Akihabara sangatlah luas dan kebanyakan orang disana tidak mengerti Bahasa Inggris (apalagi Indonesia).
Kabar baiknya, tahun 2008 lalu telah dibuka pusat informasi turis yang letaknya di gedung pusat anime. Di sana para gadis cantik berpakaian cosplay (costume play) ala game dan anime akan siap melayani turis yang butuh informasi. Misalnya pengunjung dapat bertanya toko mana yang menjual gadget tertentu hingga di lantai mana gadget tersebut berada. Hingga artikel ini ditulis (2012) mereka dapat melayani dalam dua bahasa, yaitu Inggris dan Cina.
Ada banyak toko di Akihabara. Menjelajahi semuanya dalam sehari jelas tidak mungkin. Jika waktu sobat terbatas, maka paling tidak ada tiga toko yang wajib dikunjungi. Yang pertama adalah Yodobashi Akiba, sebuah gedung sembilan lantai sekaligus pusat perbelanjaan yang terbesar. Dari kamera saku sampai komputer, televisi sampai mesin cuci semua ada disini. Tidak ketinggalan barang wajib otaku semacam model kit Gundam dan action figure. Singkatnya, tempat ini benar-benar penuh dengan barang serba hi-tech.
Tempat kedua yang adalah LAOX yang lokasinya dekat dengan Akihabara Station. Bangunan tujuh lantai ini sebenarnya tidak beda jauh dengan Yodobashi Akiba. Disana menjual beragam barang kosmetik dan elektronik. Yang paling menarik perhatian saya adalah sebuah toko yang menjual pernak-pernik khas Jepang tempo dulu yaitu kimono,yukata dsb. Bahkan ada juga yang menjual katana, pedang ala samurai. Sangat cocok untuk dijadikan souvenir.
Live performances. Aksi "mengamen" seperti ini sangat ramai terutama pada hari Minggu. (sumber)
Tempat ketiga yang jangan sampai ketinggalan adalah Labi Akihabara. Jika sobat merasa barang-barang di toko lain lebih mahal, maka datanglah ke tempat ini. Labi Akihabara ini bisa dibilang gang diantara gedung pencakar langit. Tapi jangan salah sangka, walau disebut gang, tempat ini luar biasa besar dan ramai. Selain itu barang yang dijual juga bukan kelas dua. Hanya saja harganya lebih miring.
Sedikit tips, sebaiknya sobat jangan membeli komputer atau smartphone (kecuali aksesorisnya). Ini karena kedua barang tersebut kebanyakan dikhususkan untuk pengguna lokal dan tanpa dilengkapi petunjuk dalam Bahasa Inggris. Jika sudah terlanjur membelinya, maka dapat dipastikan tidak akan bisa digunakan di tanah air. Sayang sekali bukan?
Sambil berjalan-jalan mata kita biasanya akan melihat anak muda Jepang yang sedang menyanyi di jalanan kota. Dalam bahasa kita mereka ini sedang mengamen. Menariknya, live performing itu bukan sekedar menyanyi karena mereka juga menjual album indie-nya. Singkatnya, aksi mereka ini juga bagian dari promosi album buatan sendiri. Sangat kreatif, karena untuk masuk dapur rekaman di Jepang kompetisinya terbilang sulit.
Dalam perkembangannya, Akihabara juga tumbuh menjadi pusat kultur J-Pop alias musik pop ala Jepang. Di kawasan ini pula muncul grup idol AKB48, sebuah grup menyanyi yang beranggotakan gadis remaja. Nama AKB48 menunjukkan asal mereka dari Akihabara. Yasushi Akimoto, sang produser, mengatakan dipilihnya Akihabara identik dengan budaya otaku, anak muda yang enerjik dan bisa berekspresi. Sekarang Akihabara menjadi pusat dari semua aktivitas AKB48. Sama dengan penyanyi indie lainnya, grup ini juga sering melakukan live performing. (bersambung – Indoshotokan).