KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

JELAJAH TOKYO – PETUALANGAN DI AKIHABARA (2)


Puas belanja gadget? Badan lelah? Perut sudah diminta diisi? Mumpung masih di Akihabara, tidak lengkap rasanya jika sobat tidak mampir ke meido kafe atau maid café. Di tempat inilah sobat akan merasakan sensasi pelayanan yang unik, lucu, aneh dan lain-lain. “Irasshaimase!”  

Munculnya maid café dipengaruhi oleh tren budaya otaku dan cosplay. Maid café yang pertama adalah Cure Maid Café yang dibuka tahun 2001 silam di Akihabara. Maid café adalah perkembangan dari cosplay café yang sudah lebih dulu muncul tahun 1999. Di luar dugaan, café berjenis baru ini ternyata banyak disukai. Sejak saat itu jumlah maid café terus bertambah dan lama-kelamaan juga menjadi ikon Akihabara di samping elektroniknya.  

Kostum pelayan antara kafe satu dengan yang lain bervariasi. Tapi pada dasarnya sama yaitu gaun pelayan Perancis yang elegan dengan dilengkapi aksesoris rambut, apron dan stocking. Untuk menambah daya tarik, beberapa pelayan ada yang memakai aksesoris telinga kelinci atau kucing. Kadang-kadang hal ini juga dilakukan untuk menyesuaikan dengan tema kafenya.

Biasanya yang menjadi pelayan adalah gadis-gadis muda yang menarik dan atraktif. Mengapa begitu? Dalam melayani tamunya para gadis ini tidak sekedar mengantarkan makanan dan minuman. Mereka wajib memperlakukan pengunjung layaknya seorang majikan. Ketika akan masuk kafe saja pengunjung sudah disambut dengan salam “Okaerinasaimase, goshujinsama” (selamat datang kembali tuan).

Walau demikian jangan berpikir yang tidak-tidak. Pengunjung dilarang memegang pelayan apalagi bertanya nomor telepon mereka. Di beberapa kafe – umumnya yang tidak ada jendelanya – pengunjung bahkan dilarang memotret. Jika itu dilakukan, maka para pelayan seksi itu akan berbalik dan pergi. Suasana kafe adalah sesuatu yang dijual disamping menunya. Tapi dengan membayar sekian ratus yen pengunjung dapat mengambil foto atau bahkan mengajak pelayan yang mereka pilih untuk bermain bersama (misalnya bermain Jenga - semacam puzzle).

Bicara menu sebetulnya tidak ada yang istimewa. Khas seperti kafe pada umumnya. Pengunjung dapat memesan kopi, minuman lain, hidangan pembuka dan penutup. Bedanya, si pelayan akan mendekorasi pesanan pengunjung dengan aksesoris yang imut dan lucu. Karena itu jangan heran jika tiba-tiba melihat ada boneka kecil di piring makanan. Para pelayan kadang juga bertingkah laku aneh, yang menunjukkan kesan mereka sebagai gadis yang imut dan “innocent.” Unik bukan?

Maid café mulanya dirancang untuk memenuhi fantasi para pemuda yang terobsesi dengan anime, manga dan video games. Di Jepang figur pelayan wanita sangat populer karena sering muncul dalam manga, anime dan game girl. Nah, dengan adanya maid café ini para penggila otaku dapat berinteraksi dengan mereka di dunia nyata. Belakangan fenomena maid café ini menarik bukan hanya para otaku pria, tapi pasangan kekasih, turis dan bahkan gadis Jepang sendiri.

Tapi itu belum seberapa. Tahun 2010 lalu sebuah kafe baru dibuka di Akihabara. Jika biasanya pelayan adalah gadis muda yang cantik, maka kafe ini mempekerjakan para cowok yang berdandan seperti pelayan wanita. Di Jepang laki-laki memakai baju perempuan di muka umum sebenarnya budaya yang tabu. Namun seiring perkembangan jaman, variasi baru seperti ini rupanya dapat diterima.

"Saya cowok lho." (Sumber)

Geli ya? Sudah pasti. Tapi para pengunjung kafe mengaku tidak merasa risih. Menurut mereka adanya pelayan “nyeleneh” itu justru menjadi hiburan tersendiri. Para pelayan bersikap ramah dan pengunjungpun tidak kesulitan berkomunikasi. Melihat fenomena seperti ini sebetulnya tidak mengherankan. Jumlah maid café di Akihabara kian menjamur dan mereka berlomba-lomba menarik pengunjung. Kalau kafenya sama dengan yang lain jelas kalah bersaing, khan?

Cara lain yang dilakukan gadis pelayan untuk mendapatkan pengunjung adalah dengan menyebarkan pamflet atau brosur pada tiap orang yang lewat. Begitu keluar dari pintu stasiun, kita dapat dengan mudah menemukan mereka. Pemandangan gadis-gadis berpakaian cosplay seperti ini serasa membuat kita berada di negeri dongeng saja. Hmm…

Popularitas maid café ternyata tidak hanya eksklusif di Akihabara saja. Di Osaka dan beberapa kota di Jepang lainnya kafe sejenis sudah mulai bermunculan. Kostum pelayan juga banyak digunakan pemilik toko bukan kafe untuk mempromosikan produknya. Bahkan sekarang ini maid café sudah merambah ke luar negeri seperti Korea Selatan, Taiwan, Perancis, Republik Chechnya, Kanada dan Amerika. Kalau Indonesia kapan ya? (Indoshotokan).