KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

REVIEW J-DORAMA: KYOU WA KAISHA YASUMIMASU


Kisah cinta segitiga memang selalu menarik untuk diikuti. Walau sudah banyak film dan drama yang mengangkat tema ini sebagai cerita, tapi penonton sepertinya tidak pernah bosan. Tahun 2013 lalu penggemar j-dorama romantis dipuaskan dengan akting Miura Haruma dan Shinohara Ryoko dalam Last Cinderella. Nah, di bulan Oktober 2014 lalu sebuah dorama yang diangkat dari manga berjudul Kyou wa Kaisha Yasumimasu (artinya “Hari ini saya akan beristirahat dari perusahaan”) ditayangkan oleh NTV di Jepang. Dorama yang alur kisahnya mirip dengan Last Cinderella ini berjumlah 10 episode dan berakhir tayang Desember lalu.

Hanae Aoishi (diperankan Haruka Ayase) adalah seorang pegawai wanita sebuah perusahaan makanan yang cukup terkenal. Dia sangat rajin bekerja, selalu datang tepat waktu di kantor dan tidak pernah sekalipun mengambil cuti. Prestasi kerjanyapun sangat memuaskan hingga boss dan rekan sekantor menaruh kepercayaan padanya. Akan tetapi untuk urusan asmara Hanae tidak begitu berhasil. Di usianya yang sudah 29 tahun dia masih saja single. Jangankan berpikir menikah, Hanae sama sekali tidak tahu bagaimana caranya menjalin hubungan yang baik dengan seorang pria. Di luar kesibukannya di kantor Hanae hanya menghabiskan waktu bersama kedua orang tua dan anjing peliharaannya.


Suatu hari perusahaan tempatnya bekerja mengadakan sebuah acara makan malam. Kebetulan Hanae baru saja berulang tahun ke-30, dan seperti yang sudah diduga, tidak ada satupun dari teman sekantornya yang peduli. Ketika itu di kantornya ada Tanokura Yuto (diperankan Fukushi Sota), seorang mahasiswa tampan yang sedang magang paruh waktu. Yuto mendengar tentang ulang tahun Hanae dan merayakan untuknya meskipun sangat sederhana. Setelah acara makan malam itu Hanae mabuk dan pingsan. Ketika bangun Hanae mendapati dirinya berada di sebuah hotel bersama Yuto. Bingung dengan apa yang terjadi, Hanae meninggalkan hotel tanpa memberi tahu Yuto. Karena tidak tahu bagaimana menghadapi Yuto di kantor, untuk pertama kalinya Hanae berbohong dengan berpura-pura sakit.

Walau berpura-pura tidak terjadi apa-apa, ternyata semua tidak seperti yang diharapkan. Yuto meminta Hanae untuk menjadi pacarnya. Hanae terkejut dengan permintaan itu, tapi dia tidak memberikan jawaban yang pasti untuk Yuto. Di saat yang sama, Hanae bertemu dengan Asao Yu (diperankan Tamaki Hiroshi), seorang CEO perusahaan makanan Itali yang satu gedung dengan tempat Hanae bekerja. Yu menyukai Hanae dan diam-diam dia mengamati hubungan antara Hanae dan Yuto. Tampan, dewasa dan mapan menjadikan Yu sebagai tipikal pria ideal. Tapi yang lebih penting adalah dia bisa menerima Hanae apa adanya.


Yu menyarankan Hanae supaya melihat kenyataan dan tidak terlalu memperdulikan Yuto. Apalagi Yuto jauh lebih muda darinya dan bisa saja tidak serius. Walau meyakinkan Yu bahwa antara dia dan Yuto tidak ada yang istimewa, Hanae merasa dirinya makin tertarik pada Yuto. Semuanya makin rumit karena Hanae tidak percaya diri. Disamping itu perbedaan usia yang cukup jauh yaitu 9 tahun menimbulkan bermacam-macam masalah. Belum lagi Hanae harus menerima perhatian yang tidak diinginkan dari Yu yang terus meyakinkan jika dialah pasangan yang tepat bagi Hanae.

Dari sisi cerita sebenarnya dorama ini cukup menarik meskipun endingnya sudah bisa ditebak. Interaksi antar tokohnya juga patut dipuji, walau saya sendiri kurang mantap dengan akting Fukushi Sota. Dorama ini menunjukkan dua hal yang menarik; bagaimana Hanae menjalin hubungan dengan Yuto yang lebih muda dan Yu yang lebih tua. Dengan Yuto sikap Hanae seperti anak muda yang sedang jatuh cinta. Selalu jaga image, salah tingkah, jantung berdebar-debar dan ketika pacaran selalu fun. Sebaliknya, ketika dengan Yu yang lebih tua, Hanae sering adu argumen. Tapi melihat Hanae dan Yu sebenarnya lebih menarik. Dorama ini menggambarkan bahwa pasangan yang ideal belum tentu mereka yang selalu membuat kita nyaman.


Yang sedikit agak memaksa adalah mengapa Hanae harus memilih Yuto. Padahal ketika dengan Yuto, Hanae tidak menjadi dirinya sendiri. Sedangkan ketika dengan Yu, dia menunjukkan bagaimana sifat aslinya. Hanae bisa menjadi dirinya sendiri dan yang mengecewakan mengapa dia tidak memilih Yu. Yang kurang masuk akal lagi adalah ketika Yuto pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya. Hanae mengatakan jika dia akan setia menunggu kepulangan Yuto setahun kemudian. Mengapa Hanae begitu percaya pada Yuto? Mengapa Yuto tidak melakukan usaha tertentu, semacam pertunangan misalnya? Padahal di awal episode dia mengatakan serius dengan Hanae. Yah, apa boleh buat, mungkin mengikuti script sutradara. Singatnya, tetap menarik dan bisa ditonton. (Indoshotokan)