KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

HEMAT TIDUR ALA JEPANG……JANGAN DITIRU!

Anda seorang pekerja keras? Atau saat ini sedang stress berat karena dikejar-kejar deadline pekerjaan kantor? Lelah melihat atasan cerewet yang hobinya memarahi Anda? Waktu istirahat yang sedikit tidak sebanding dengan jam kerja? Jika demikian, ada baiknya Anda membaca yang satu ini.

Semua orang pasti butuh tidur. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, tubuh dan pikiran akan siap dengan tantangan esok hari. Sebaliknya, kurang tidur mengakibatkan Anda lemas dan tidak bersemangat. Dalam jangka panjang, kualitas tidur yang buruk akan meningkatkan stress dan berujung pada resiko penyakit jantung, darah tinggi dan diabetes.

Jam tidur orang Indonesia sebenarnya termasuk cukup. Kurang dari 5% penduduk Indonesia yang tidurnya 9 jam sehari dan yang tidur 8 jam sehari jumlahnya dibawah 25%. Persentase terbesar penduduk Indonesia ternyata menggunakan waktunya untuk tidur 7 jam sehari. Artinya, orang Indonesia mestinya lebih produktif dalam bekerja. Namun melihat produktifitas negara kita yang rendah, waktu orang Indonesia sebenarnya lebih banyak digunakan untuk apa ya?

Untuk urusan kerja keras agaknya kita boleh mencontoh negara tetangga kita yaitu Jepang. Namun untuk urusan tidur, sepertinya kita benar-benar tidak bisa meniru negeri Sakura itu. Bayangkan, dalam sehari orang Jepang hanya menghabiskan waktunya 4 jam untuk tidur. Alasannya tentu saja karena mereka terbebani jam kerja yang sangat padat. Kebanyakan orang Jepang bahkan menganggap hidup hanya sekali, karena itu mereka tidak mau menghabiskan waktunya di tempat tidur.

Lalu apakah orang Jepang tidak punya waktu luang? Tentu saja ada. Dalam sehari, orang Jepang rata-rata mempunyai waktu luang sekitar 1-2 jam saja. Waktu yang singkat itu biasanya mereka gunakan untuk tidur, membaca koran atau mendengarkan radio. Hal inilah yang kemudian salah dipahami orang awam yang menganggap orang Jepang bekerja non stop alias 24 jam sehari. Yang benar adalah budaya Jepang telah berubah yaitu bekerja siang malam dan tidur hanya di waktu luang.

Jika sempat ke Jepang, cobalah naik kereta. Anda akan melihat penumpang didalamnya lebih banyak diam. Jika mereka mengobrol, itupun dengan suara yang pelan. Hebatnya, meski Jepang terbilang maju urusan teknologi, saat di kereta Anda tidak akan mendengar suara dering HP. Mengapa bisa begitu? Orang Jepang sadar bahwa jam kerja mereka sangat padat, karena itulah mereka sedapat mungkin tidur dimanapun jika sempat. Sementara penumpang yang tidak tidur berusaha lebih toleransi dengan tidak mengganggu penumpang lainnya yang tidur.

 
Baru-baru ini pemerintah Jepang menghimbau warganya agar tidur lebih cepat. Tindakan itu diambil ternyata bukan demi menurunkan tingkat stress dan bunuh diri yang tinggi. Menurut riset Kementerian Lingkungan Jepang, 20% energi perangkat listrik di Jepang dikonsumsi beberapa jam sebelum tidur. Dengan demikian memicu lonjakan emisi karbon yang berdampak pada pemanasan global. Karena itulah dengan tidur lebih awal, pemerintah Jepang berharap masalah lingkungan ini akan teratasi…Dasar orang Jepang….

Bagaimanapun bentuk budayanya, tidak dapat dibantah bahwa tidur sangat penting. Riset ilmu kesehatan menjelaskan setidaknya 6 jam sehari diperlukan manusia untuk tidur. Manusia bisa diibaratkan dengan mesin yang meskipun mampu bekerja 24 jam, tetap saja butuh istirahat yang cukup. (Indoshotokan)