KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

PETUNJUK BERLATIH KARATE-DO (3)

Kelima, yang perlu kau ingat adalah kau harus senantiasa menghargai sopan santun, dan kau harus patuh serta hormat pada seniormu. Tidak ada seni bela diri manapun yang tidak memperhatikan pentingnya kesopanan dan tata krama.
   
Sopan santun dan sikap hormat tidak hanya terbatas di dojo saja. Adakah orang yang memberi hormat ketika di depan dojo tapi tidak melakukan hal yang sama ketika berjalan di samping sebuah kuil? Aku harap tidak. Hal yang sama, adakah orang yang bersedia mengikuti perintah seniornya di dojo tapi mengabaikan kata-kata dari ayah dan saudara-saudaranya yang lebih tua? Aku harap tidak. Jika benar ada orang semacam itu, maka dia tidak berhak untuk berlatih seni bela diri.
   
Di rumah seseorang wajib mendengarkan ayah dan saudara yang lebih tua. Di sekolah seseorang wajib mematuhi guru dan kakak kelasnya. Di ketentaraan seseorang wajib mengikuti perintah dari atasan dan perwira. Di tempat kerja seseorang berbuat  tidak bertentangan atau berlawanan dengan kata-kata dari seniornya. Karena itulah, ada nilai-nilai dari orang yang berlatih karate.  


Keenam, kau harus mengambil hal yang baik dan membuang hal yang buruk. Ketika kau mengamati latihan orang lain dan menemukan sesuatu yang harus kau pelajari, maka kuasailah tanpa keraguan. Jika kau melihat orang yang jatuh pada kemalasan, maka periksalah kembali dirimu. Saat kau melihat orang yang bagus tendangannya, maka tanyalah dirimu mengapa tendangannya begitu bagus. Bagaimana caranya kau bisa belajar tendangan seperti itu; mengapa tendanganmu berbeda?  

Dengan demikian, kau harusnya bisa menemukan cara untuk memperbaiki tendanganmu. Ketika kau melihat orang yang tidak meningkat kemampuannya, sekali lagi, tanyalah dirimu. Mungkin saja dia tidak cukup berlatih, atau mungkin dia tidak mempunyai tekad. Tanyalah dirimu, apakah benar hal itu juga terjadi padamu?

Sikap seperti ini tidak hanya berlaku untuk meningkatkan kemampuan teknik seseorang. Kita semua punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jika kita tulus untuk memperbaiki diri sendiri, tiap orang yang kita temui bisa menjadi contoh dan cerminan. Sebuah pepatah lama berkata, “Sannin okonaeba kanarazu waga shi ari.“ (Ketika aku berjalan dengan dua orang, mereka akan bertindak seperti layaknya guruku. Aku akan mengambil hal yang baik dan mengikutinya, sedangkan hal yang buruk aku akan menjauhinya).


Ketujuh, pikirkan hidup sehari-hari sebagai berlatih karate. Jangan berpikir karate hanya dilakukan di dojo atau sebagai cara untuk bertarung saja. Semangat berlatih karate dan elemen  latihannya dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari. Semangat lahir dan muncul dari gemeretak gigimu menahan hawa dingin dalam latihan di musim dingin, atau keringat yang menetes keluar dari kedua matamu saat latihan di musim panas bisa membantu dalam pekerjaanmu. Dan tubuh yang ditempa oleh pukulan, tendangan dan latihan yang terus-menerus tidak akan menyerah pada ujian yang sulit atau menyelesaikan pekerjaan yang menjengkelkan.

Orang yang semangat dan mentalnya telah diperkuat melawan sifat pantang menyerah, akan mudah menghadapi tantangan yang berat sekalipun. Orang yang selama bertahun-tahun merasakan fisiknya sakit and tekanan mental untuk belajar satu pukulan, satu tendangan akan mampu menghadapi tugas apapun hingga akhir, tidak peduli betapapun sulitnya. Orang seperti inilah yang benar-benar bisa dikatakan telah mempelajari karate (Indoshotokan). 
 
Artikel ini dikutip dan diterjemahkan dari buku “Karate-do Nyumon” yang ditulis oleh Gichin Funakoshi dari Bab VII dengan judul aslinya “Training Precepts of Karate-do”. Editing dan alih bahasa oleh Bachtiar Effendi.