KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

SANG GURU: KISAH ANKOH ITOSU (4)

Sebaliknya, Tomoyose tampak semakin gusar karena tidak ada satupun serangannya yang berhasil. Tiba-tiba setelah sebuah pukulan Tomoyose yang meleset, Itosu segera meraih lengan lawan yang sudah kosong tenaganya. Dalam gerakan yang sangat cepat Itosu mematahkan kedua lengan Tomoyose. Tidak ayal lagi, Tomoyose ambruk dan berteriak kesakitan. Penonton yang tadinya ribut memasang taruhan mendadak terdiam. Mereka seakan tidak percaya melihat jagoan mereka dikalahkan orang Shuri yang bertubuh lebih kecil.  

Berhasil mengalahkan Tomoyose menjadikan Itosu sebagai salah satu pendekar terbaik di Okinawa. Tapi yang lebih penting adalah Itosu berhasil memulihkan nama baik Shuri-te. Sejak kemenangannya itu Itosu banyak ditantang oleh orang-orang yang ingin mencoba kebolehannya. Meski selalu meraih kemenangan dia tetap bersahaja dan tidak sombong. Berdua dengan sahabatnya Azato, Itosu disebut sebagai pasangan emas dalam sejarah karate Okinawa. Tidak hanya beraksi sendiri, karena keduanya juga pernah terlibat pertarungan melawan banyak orang sekaligus.  

Gichin Funakoshi juga pernah menceritakan aksi hebat kedua gurunya itu saat menghadapi perusuh di sebuah desa. Begitu mencekamnya suasana saat itu hingga mereka harus mengungsikan semua penduduk ke tempat yang aman. Para pembuat onar itu berjumlah sekitar 30 orang, merampas dan merusak apapun yang dilihatnya. Karena jumlah tidak seimbang, Azato dan Itosu berpencar dan masuk ke salah satu rumah. Itosu memancing lawan dari sisi sebaliknya. Saat perhatian lawan terpecah, Azato tiba-tiba melompat keluar dari jendela dan menghajar mereka.

Semua lawan akhirnya berhasil dikalahkan. Uniknya, Azato menggunakan satu teknik saja untuk satu lawan tapi meninggalkan banyak korban cedera. Sebaliknya, walau Itosu juga banyak merobohkan lawan, tidak satupun dari mereka yang cedera. Ini menunjukkan sebuah kombinasi teknik yang sangat baik dari dua gaya bela diri yang berbeda.   


JIWA SANG PEMBAHARU

Itosu adalah orang yang inovatif. Wajar jika dirinya dijuluki sebagai Bapak Karate Okinawa. Jika Azato banyak berperan mengatasi gejolak sosial akibat Restorasi Meiji, maka Itosu berperan dalam pembaharuan tode. Dulu orang yang menguasai empat atau lima gerakan kata saja sudah dianggap hebat. Tapi Itosu telah menguasai begitu banyak kata dan ini menjadi sebuah kelebihan. Dari sana Itosu memberikan modifikasi dan inovasi yang baru. 

Contoh kata yang dimodifikasi Itosu adalah versi asli dari Kushanku yang menghasilkan dua versi baru yaitu Shiho Kushanku dan Kuniyoshi Kushanku. Itosu merasa ada yang kurang dari kata Passai (Shotokan: Bassai), karena itulah dia membuat dua versi lagi yaitu Passai Dai dan Passai Sho. Ada juga dua variasi baru kata Rohai yang diperkenalkannya. Di kemudian hari seluruh kompilasi kata Rohai milik Itosu disatukan dalam Shotokan menjadi kata Meikyo.

Yasutsune Itosu (lingkaran) bersama murid-muridnya setelah sebuah acara demonstrasi.

Dari semua inovasi kata Itosu, barangkali yang terbaik adalah Kata Pinan. Penyederhanaan dari kata Kushanku ini ditujukan untuk para pemula dan berjumlah lima seri. Kata Pinan tekniknya lebih sederhana dan tingkat kesulitannya akan meningkat secara bertahap. Funakoshi sebagai murid Itosu telah mengganti nama Pinan menjadi Heian dengan sedikit perubahan gerakan. Penyesuaian itu dimaksudkan agar karate lebih mudah diterima orang Jepang yang saat itu sedang tinggi rasa nasionaslimenya. Saat ini untuk melihat bentuk asli kata Pinan dari Itosu bisa dilihat dalam Shorin-ryu atau Shito-ryu. 

Satu legenda yang masih misterius adalah Itosu menguasai sebuah kata bernama Channan. Ada sumber menyebutkan Channan berasal dari lafal penduduk Okinawa pada seorang ahli bela diri Tiongkok bernama Chiang Nan. Ada juga yang menyebut Kata Channan diperoleh Itosu dari Sokon Matsumura. Berdasarkan sebuah jurnal yang ditulis Nakasone Genwa berjudul “Karate no Kenkyu”, Choki Motobu pernah mendengar Itosu meminta muridnya menampilkan sebuah gerakan kata. Mulanya Motobu mengira itu adalah Channan, tapi karena berbeda gerakannya dia bertanya pada Itosu. Menurut Itosu kata yang baru diperagakan adalah hasil modifikasinya dan bernama Pinan. (Bersambung – Indoshotokan)