KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

JALAN YANG BERMULA DARI TEKNIK (1)

Kekuatan menyerang dan bertahan dari karate-do sudah terkenal. Karate-do adalah seni yang mengijinkan seseorang untuk mengalahkan lawan dengan sebuah tinju atau tendangan, tanpa senjata. Seni dari karate-do tergantung dari orang yang menggunakannya. Jika digunakan untuk tujuan yang baik, maka karate-do akan bernilai besar. Tapi jika disalahgunakan, maka tidak ada lagi seni yang jahat dan merugikan selain karate.

Pada suatu ketika, Departemen Kepolisian Okinawa berniat untuk memperkenalkan seni karate pada pegawainya. Namun karena khawatir akan bahayanya membuat rencana itu dibatalkan. Tidak berapa lama kemudian, Laksamana Rokurou Yashiro dan Norikazu Kanna meminta agar pasukan angkatan laut belajar karate. Tapi sekali lagi, takut jika karate akan digunakan para pelaut itu untuk berkelahi, membuat usulan itu tidak disetujui.

Menggunakan seni karate dengan sembarangan akan menimbulkan masalah di masyarakat, dan orangpun tidak akan menyangkal lagi kemungkinan bahayanya. Namun demikian, akan sangat disesalkan jika usaha untuk menguasai seni yang misterius ini, yang mana bisa membuat seseorang mempunyai kebanggaan, dijauhi hanya karena terlalu berbahaya. Sumber dari masalah itu terutama berasal dari pemikiran keliru para instruktur dengan karakter yang buruk, yang mengutamakan latihan teknik diatas aspek spiritual dari “do”. Dan kelakuan buruk serta sikap tidak terpuji dari murid-murid karate yang belajar seni ini semata-mata sebagai teknik untuk berkelahi.

Bahkan ada masalah yang sangat serius dimana murid-murid memang didorong memakai karatenya dalam perkelahian. Ucapan seperti, “Mustahil kau meningkatkan atau mengasah kemampuanmu tanpa menggunakannya dalam perkelahian sungguhan.” Atau, “Jika kau tidak bisa mengalahkan orang maka lebih kau berhenti saja latihan karate” adalah benar-benar sebuah ejekan pada nama baik karate-do. Walau demikian, perkataan semacam itu hanya menunjukkan orang-orang yang tidak tahu sama sekali tentang karate-do. Yang mesti dipahami, diajarkan, dan dipraktikkan dalam semangat sejati karate-do adalah seni ini tidak memberikan ancaman, tapi sebenarnya adalah sebuah seni bela diri yang mulia (budo).

Obat-obatan adalah berbahaya. Racun adalah menakutkan. Tapi tak ada seorangpun di dunia medis saat ini yang menyarankan untuk menjauhi obat-obatan. Bahaya dari obat dan racun bergantung dari penggunaannya. Dan ketika digunakan dengan benar, keduanya bisa memberikan manfaat yang besar. Karate-do yang digunakan tidak benar akan menjadikannya kejam dan berbahaya. Tapi untuk alasan yang sama, jika karate digunakan dengan benar maka bisa memperoleh hasil yang luar biasa.  

Ketika seorang pasien menerima resep obat, dia akan belajar memahami khasiatnya dan diajari untuk menggunakannya dengan sesuai. Hal yang sama, mereka yang akan belajar karate-do harus mengerti hal itu sejak awal dan diinstruksikan penggunaannya yang benar. Pemahaman yang benar dan penggunaan karate yang sesuai, itulah yang disebut dengan karate-do.

Seseorang yang benar-benar berlatih dalam “do” dan memahami karate-do tidak akan mudah terpancing dalam sebuah perkelahian. Satu serangan atau sebuah tendangan menentukan hidup atau mati. Karate hanya bisa digunakan pada situasi yang sangat langka dimana satu orang harus menjatuhkan atau dijatuhkan oleh lawan. Situasi seperti ini bagi orang biasa mungkin hanya dialami sekali seumur hidup. Dan karena itu mungkin ada kesempatan untuk menggunakan teknik karate hanya sekali atau tidak sama sekali. (Bersambung – Indoshotokan) 

Artikel ini dikutip dan diterjemahkan dari buku “Karate-Do Kyohan: The Master Text” yang ditulis oleh Gichin Funakoshi dengan judul aslinya “The Way from Techniques”. Editing dan alih bahasa oleh Bachtiar Effendi.