“Dengarkan suara dari angin dan air” bermakna bahwa dari luar kau harus terlihat tenang, akan tetapi pikiranmu selalu waspada dan siap. Angin tidak bersuara, tapi akan menimbulkan bunyi ketika menghantam sesuatu. Saat angin berhembus kencang tetap saja terdengar tenang, tapi ketika angin itu turun dan menghantam pohon atau bambu, maka akan menimbulkan gerakan dan suara.
Sama halnya dengan air yang menetes tidak meninggalkan suara. Air hanya menimbulkan bunyi ketika menghantam suatu benda. “Dengarkan suara dari angin dan air” adalah sebuah ekspresi perumpaan bagi orang yang penampilannya dari luar selalu tenang, tapi pikirannya selalu aktif. Tubuh, lengan dan kakimu memang tidak seharusnya terlihat sibuk.
Sementara itu, kau harus berhati-hati menyeimbangkan hubungan antara menyerang dan bertahan, antara bagian dalam dan luar tubuh. Mempunyai pikiran yang tenang akan memudahkanmu beralih dari “yin” (negatif) ke “yang” (positif), dan begitu pula sebaliknya. Aksi adalah “yang” dan diam adalah “yin”.
Ketika dalam dirimu berubah menjadi “yang” atau aksi, maka jadikan bagian luar tubuhmu dalam keadaan “yin” atau tenang. Sebaliknya, ketika dalam dirimu berada dalam kondisi “yin”, maka jadikan bagian luar tubuhmu “yang”. Inilah yang disebut sebagai strategi. Hal ini berhubungan dengan sifat segala sesuatu. Saat tindakanmu cenderung ingin menyerang, kau harus menjaga pikiranmu tetap tenang dan tidak membiarkannya terbawa pada arus. Dengan menjaga pikiran tetap tenang, maka kau bisa mengendalikan tindakanmu dengan lebih baik.
Jika baik tubuh dan pikiranmu aktif, maka keduanya akan sulit dikendalikan. Mengacaukan menyerang dan bertahan, aksi dan ketenangan. Mirip dengan seekor bebek yang kelihatan tenang diatas air, tapi di dalam air kakinya yang berselaput sibuk berenang. Serupa dengan seorang ahli siasat perang yang dari luar terlihat tenang tapi pikirannya selalu tajam. Tujuan dari siasat adalah mencapai kondisi pikiran yang mampu menyeimbangkan menyerang dan bertahan; aksi dan ketenangan.
Berkaitan dengan ungkapan, “Dengarkan suara dari angin dan air” Yagyu Jubei Mitsuyoshi, anak tertua dari Yagyu Munemori (admin: samurai ternama yang mendirikan aliran Yagyu Shinkage-ryu yang populer di jaman Edo), mengajarkan bahkan pada saat pertarungan pikiranmu tidak boleh disibukkan dengan lawanmu yang membuatmu tidak bisa mendengar suara angin dan air. (Indoshotokan)
Artikel ini dikutip dan diterjemahkan dari buku “Secret Tactics” yang ditulis oleh Kazumi Tabata dengan judul aslinya “Be Calm Outside, Be Rigorous Inside”. Editing dan alih bahasa oleh Bachtiar Effendi.