KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

BEHIND THE STORY OF AKB48: KISAH SUKSES GRUP IDOLA JEPANG (2)


Demi mendapatkan penonton, para member AKB48 rela turun ke jalan. Mereka membagikan tiket pada pejalan kaki yang lalu lalang di Akihabara. Tapi orang hanya mengambil, melihat dan kemudian membuang tiket seharga 1.000 yen itu. Bahkan tidak sedikit yang membuang tiket di depan mata mereka. Ini jelas sebuah pukulan pahit bagi member AKB48. Tapi perjuangan mereka tidak hanya berhenti sampai disitu. Ketika natal tiba, mereka kembali turun ke jalan demi membagikan flyer pada pejalan kaki. Dengan wajah yang ceria para member AKB48 berusaha mendapatkan penonton. Tapi lagi-lagi mereka mendapat perlakuan yang menyakitkan. Para pejalan kaki tidak berminat dan bahkan tidak sedikit yang membuang flyer itu.

Kenyataan itu sontak membuat jiwa member AKB48 saat itu tertekan. Bahkan ada beberapa member yang menderita depresi. Ada yang kadang menangis atau berteriak di ruang make-up. Dalam kehidupan sekolah banyak teman mengejek dan kemudian menjauhi mereka. Karena tidak kuat lagi, ada beberapa member yang mengundurkan diri. Tapi itu semua bisa dimaklumi karena mereka masih remaja, pendatang baru yang mulai dari nol. Belum ada yang mengenal mereka. Ditambah lagi pasar entertainment Jepang adalah industri penuh persaingan ketat yang sulit ditembus.


SURAT DARI FANS: SEBUAH MOTIVASI

Belakangan ada beberapa fans yang tersentuh dengan kegigihan member AKB48 dan mengirim surat kepada mereka. Satu demi satu fans berdatangan ke teater dan lama kelamaan mereka mendapat pengunjung setia. Tapi hanya terkenal di teater saja jelas tidak cukup. Manajemen AKB48 lalu mempromosikan mereka di beberapa stasiun TV Jepang. Tapi semuanya tidak ada yang mau menerima mereka. Alasannya popularitas mereka belum cukup dan sulit mendapat rating yang bagus. Pil pahit ini membuat harapan para member kembali pupus. Di tengah kesulitan itu, berita bahagia datang di bulan Februari 2006 dimana tiket pertunjukan teater mereka habis terjual untuk pertama kalinya. Inilah momen awal yang merubah nasib mereka selanjutnya.

Masih di bulan yang sama AKB48 merilis single debut mereka yang berjudul “Sakura no Hanabiratachi”. Single itu berhasil menembus peringkat 10 Oricon dan terjual 22.011 keping dalam minggu pertama. Jumlah sebanyak itu sangat mengejutkan untuk artis di jalur indie. Sekitar dua minggu kemudian Akimoto berniat mengadakan audisi kedua untuk member baru. Para member lama sempat berpikir mereka telah gagal dan bakal diganti orang baru. Padahal tidak demikian. Akimoto ingin membentuk tim baru agar mereka dapat perform di tempat berbeda dalam waktu yang bersamaan.

 AKB48 dalam sebuah konser di acara Japan Expo 2009.

Sekitar 11.000 gadis remaja mendaftar untuk audisi kedua itu. Hanya 19 orang yang lolos dan mereka kemudian menjadi Tim K. Mereka mulai debut pertunjukan tanggal 1 April 2006 dengan teater yang dipenuhi oleh penonton. Tapi setelah itu pertunjukan mereka tidak seramai hari pertama. Ternyata banyak fans yang masih loyal dengan Tim A dan tidak tertarik dengan wajah baru. Walau kecewa, Tim K tidak putus asa dan berusaha lebih baik. Dengan masuknya generasi kedua, jumlah member AKB48 saat itu adalah 38 orang. Komplain muncul dari para fans yang tidak hafal dengan member-member baru. Akimoto lalu berpikir tentang seorang leader, seseorang yang menjadi ikon dari AKB48, dan yang terpilih adalah Atsuko Maeda.

Masih di tahun yang sama, tepatnya bulan Oktober 2006, Akimoto mengadakan audisi untuk generasi ketiga. Sebanyak 13 member baru akhirnya terpilih menjadi Tim B setelah menyisihkan lebih dari 12.800 peserta audisi. Dan semenjak itu Akimoto juga membentuk sister group dari AKB48. Mereka adalah SKE48 yang berbasis di Sakae, Nagoya; SDN48 sebuah group di Akihabara yang hanya tampil Sabtu dan Minggu, tapi grup ini sudah dibubarkan; NMB48 yang berbasis di Minami, Osaka; HKT48 yang berbasis di Fukuoka, Kyushu; dan yang paling membanggakan adalah JKT48 sebagai sister group pertama di luar Jepang yang berbasis di Jakarta. (Bersambung – Indoshotokan)