KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

PROFIL ORGANISASI KARATE: GO-SHIN JUTSU FUNAKOSHI KARATE-DO (3)


Perguruan Funakoshi juga mempunyai materi yang disebut “dasar” tapi bukan mengarah pada pengertian kihon pada umumnya. Ada 10 gerakan dasar (atau lebih tepatnya 14), yang disebut berurutan yaitu Dasar 1, Dasar 2, Dasar 3, .... dst). Gerakan dasar berisi kombinasi kihon karate yang bentuknya sudah tetap dan tidak boleh dikombinasikan dengan gerakan lain. Seluruh gerakan dasar dilakukan dengan kuda-kuda rendah dan diulang sebanyak dua kali. Tujuannya mengkoordinasikan bagian tubuh kanan dan kiri sama baiknya. Semua gerakan dasar dalam Perguruan Funakoshi sudah ditujukan untuk membela diri. Konon hanya dengan 10 gerakan dasar ini, tanpa tambahan juruspun, seorang praktisi perguruan ini disebut sudah bisa membela diri. Semua gerakan dasar diajarkan pada sabuk putih dan akan terus diulang hingga sabuk hitam.

Materi kedua disebut dengan jurus dan menjadi inti dari Perguruan Funakoshi. Jurus berisi kombinasi gerakan yang lebih bervariasi, berbahaya dan ditujukan untuk membela diri. Ada 109 jurus yang diajarkan secara bertahap dengan tingkat kesulitan bervariasi. Setiap gerakan jurus tidak lagi berupa tipuan, dilancarkan dengan tenaga penuh dan langsung mengarah pada bagian-bagian vital tubuh manusia. Satu ciri khasnya jurus selalu dikerjakan dengan kuda-kuda kanan. Ada alasan filosofis dibalik hal ini; Orang timur selalu melakukan hal yang baik dengan tubuh bagian kanannya (makan dengan tangan kanan, memberi dengan tangan kanan, dsb). Karena itulah bagi seorang praktisi Perguruan Funakoshi membela diri hanya dikerjakan dalam keadaan sangat terdesak, didasari niat kebaikan dan cara yang pantas.

Dalam Perguruan Funakoshi kumite yang digunakan adalah full body contact. Berbeda dengan sport karate yang berdasarkan pada sundome (serangan berhenti beberapa inci sebelum sasaran), di Perguruan Funakoshi praktisinya boleh memakai tenaga penuh. Walau begitu, mereka yang melakukannya wajib menguasai diri, baik tenaga dan pikiran. Karena berbahaya, kumite yang terbilang keras ini dilakukan hanya oleh mereka yang sudah tingkat lanjut (biasanya sabuk hitam). Dalam sebuah ujian sabuk hitam seorang peserta bisa saja melawan beberapa orang sekaligus dengan tidak memakai pelindung apapun.


Antara tahun 70 hingga 80-an Perguruan Funakoshi sebenarnya telah menurunkan atlet-atlet mereka dalam kompetisi yang digelar oleh FORKI. Saat itu banyak lawan yang cedera dalam pertandingan kumite saat melawan atlet dari Perguruan Funakoshi. Kenyataan itu sontak menimbulkan semacam kengerian dari perguruan karate lain. Tapi hal ini bisa dipahami karena full body contact dan kumite sport karate adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama bertujuan membela diri sedang yang kedua bertujuan mencari angka. Seiring tahun berjalan dan masuknya generasi baru, Perguruan Funakoshi mulai dapat menyesuaikan dengan peraturan sport karate dibawah FORKI. Mereka dapat melakukan kontrol serangan yang baik dalam kumite. Hal senada berlaku untuk kata dimana sekarang bisa dijumpai atlet-atlet kata yang mewakili perguruan ini.


IMPRESI AKHIR

Banyak opini menyatakan jika Perguruan Funakoshi adalah beraliran Shotokan. Pendapat ini mengacu pada perguruan yang menggunakan nama “Funakoshi”, Bapak Karate Jepang yang erat dengan berdirinya Shotokan. Kemudian Perguruan Funakoshi saat ini juga mengerjakan kata Shotokan dan mereka mengerjakan teknik dengan kuda-kuda rendah. Opini demikian tentunya perlu diluruskan. Mengapa begitu? Jika benar Perguruan Funakoshi beraliran Shotokan, seharusnya ada induk organisasi afiliasinya seperti beberapa perguruan Shotokan tanah air yang bernaung dibawah JKA atau SKIF. Nama Funakoshi yang dipilih pendirinya adalah sebagai apresiasi kepada Gichin Funakoshi. Sebagai rasa terima kasih bahwa Funakoshi adalah orang yang sangat berjasa dalam karate.

Kata Shotokan yang dikerjakan perguruan ini lebih banyak ditujukan untuk sport karate, karena untuk bela diri perguruan ini sudah mempunyai jurus sendiri. Bahkan jika diperhatikan ada teknik dalam perguruan ini yang mirip dengan Goju-ryu. Misalnya teknik pernapasan dan tangkisan yang awalannya mirip shuto mawashi uke yang tidak umum di aliran Shotokan. Dengan demikian Perguruan Funakoshi adalah sebuah perguruan karate independen, yang tidak berafiliasi pada organisasi internasional manapun, dengan teknik dan gaya bela diri yang orisinil dan beraliran “Go-Shin Jutsu” (bela diri). (Tamat - Indoshotokan)

PROFIL ORGANISASI KARATE: GO-SHIN JUTSU FUNAKOSHI KARATE-DO (2)


Adapun simbol Perguruan Funakoshi mempunyai arti sebagai berikut:
  • Perisai dengan garis tepi berwarna hitam, artinya ilmu bela diri hanya digunakan semata-mata untuk membela diri demi alasan kebenaran dan kejujuran, serta meningkatkan prestasi jika dipergunakan dalam olah raga.
  • Dasar simbol berwarna biru, mewakili keteguhan budi sedalam lautan.
  • Tulisan Go-Shin Jutsu, artinya perguruan ini memfokuskan pada ilmu bela diri baik secara teori dan praktik sehingga dapat dipergunakan dalam pertarungan sebenarnya maupun kumite dojo.
  • Tulisan Karate, artinya perguruan ini berdasarkan pada ilmu karate.
  • Bunga Wijaya Kusuma, artinya mereka yang belajar ilmu karate dalam perguruan ini bisa membawa manfaat dan semangat hidup baru bagi orang banyak. Sama halnya seperti Bunga Wijaya Kusuma yang dalam legenda mampu menghidupkan orang dan berkhasiat menyembuhkan banyak penyakit.
  • Mahkota bunga berjumlah 18 helai, artinya perguruan Go-Shin Jutsu Funakoshi berdiri pada tanggal delapan belas.   
  • Daun bunga berjumlah dua lembar, artinya perguruan Go-Shin Jutsu Funakoshi berdiri pada bulan Februari.
  • Ruas daun sebelah kiri berjumlah enam, ruas daun sebelah kanan berjumlah tujuh, artinya perguruan Go-Shin Jutsu Funakoshi berdiri pada tahun 1967.
  • Karateka dengan sikap tangan merendah/memberi hormat, artinya seorang karate-ka Funakoshi wajib senantiasa ingat, bersujud dan berbakti pada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjunjung tinggi ajaran ilmu bela diri yang dipelajarinya.



Seorang praktisi Perguruan Funakoshi juga mengingat dan memegang tujuh janji:
  • Berjanji akan tunduk, patuh terhadap suatu perintah, menghindari larangan serta mentaati bimbingan guru.
  • Berjanji menjauhkan diri dari perkelahian dan tidak menggunakan ilmu bela diri ini kecuali untuk pembelaan diri atau membela orang lain yang terancam jiwanya, hanya jika sudah tidak ada pilihan yang lain.
  • Berjanji menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak pantas misalnya; menjadi tukang pukul seseorang bila diketahui yang menyuruh di pihak yang salah, sengaja berkelakuan sombong dan menonjolkan ilmu karate, dan sengaja mencari gara-gara dengan orang lain yang menimbulkan perkelahian.
  • Berjanji melakukan latihan atau pertandingan dengan cara yang sportif, sebagai karateka yang baik dan akan mempertinggi nilai dari bela diri karate ini.
  • Berjanji mematuhi semua peraturan yang dibuat oleh perguruan karate ini.
  • Berjanji akan tolong menolong, seiya-sekata dengan semua karateka di Indonesia khususnya, dan seluruh dunia umumnya, dengan dasar saling menghargai dan menghormati.
  • Berjanji akan menjaga nama baik sebagai karateka pada umumnya, dan perguruan pada khususnya dalam segala tindak tanduk.

TEKNIK PERGURUAN FUNAKOSHI

Di awal pembentukannya Perguruan Funakoshi mempunyai tiga materi wajib; kihon (dasar), jurus dan kumite yang berdasarkan full body contact. Apa saja perbedaannya dengan karate pada umumnya? Mari kita kupas satu-persatu.

Dalam Perguruan Funakoshi yang disebut kihon adalah gerakan dasar meliputi kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dsb. Namun ada beberapa gerakan dasar yang tidak lazim ditemukan dalam karate umumnya. Sebagai salah satu materi dasar, Perguruan Funakoshi juga memasukkan elemen ukemi yang bentuknya mirip pada judo. Ukemi adalah sebuah teknik menjatuhkan diri dengan cara tertentu untuk mengurangi potensi cedera. Praktisi perguruan ini bisa melakukan ukemi ke depan, belakang, kiri, kanan, atau bahkan roll ke depan dan belakang.

Pada tingkat yang lebih tinggi (biasanya sabuk hitam), ada gerakan lanjutan seperti lompat harimau. Seorang yang sudah mahir lompat harimau di perguruan ini bahkan mampu melompat lebih jauh dengan menghindari beberapa rintangan sekaligus. Yang mengagumkan semua gerakan ukemi, roll dan lompat harimau dikerjakan tanpa menggunakan alas atau sandaran. (Bersambung – Indoshotokan)

PROFIL ORGANISASI KARATE: GO-SHIN JUTSU FUNAKOSHI KARATE-DO (1)


Sekitar tahun 60-an beberapa mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan studinya di Jepang kembali ke tanah air dengan membawa ilmu karate. Satu hal yang menggembirakan karena masyarakat kita akhirnya bisa belajar bela diri yang sarat filosofi ini. Hingga terbentuknya Persatuan Olah Raga Karate-do Indonesia (PORKI) tahun 1964, yang banyak berkembang saat itu adalah aliran Shotokan dan Goju. Tidak lama sesudah itu aliran karate baru seperti Kushin-ryu, Shito-ryu dan Kyokushinkai juga masuk ke Indonesia. Fakta itu kian menambah warna baru dalam dunia karate Indonesia. Hingga artikel ini ditulis, telah ada 28 perguruan karate yang resmi terdaftar sebagai anggota FORKI.

Dari sekian banyak perguruan karate Indonesia ada yang sangat populer karena sering tampil di panggung sport karate, didukung cabang yang tersebar di seluruh tanah air dan anggotanya mencapai ribuan. Sebaliknya, ada perguruan karate yang tidak begitu populer karena sedikit anggotanya, jarang tampil di kompetisi karate, dan daerah penyebarannya masih terbatas. Untuk menambah pengetahuan pembaca sekalian, Indoshotokan kali ini akan mengulas Go Shin Jutsu Funakoshi Karate-do (selanjutnya dalam artikel ini disebut Perguruan Funakoshi). Salah satu perguruan karate lawas yang masih terus eksis dan aktif hingga kini. Perguruan Funakoshi diklaim mempunyai teknik yang paling kompleks karena bisa mengadaptasi dengan baik gaya karate ortodok dan modern; antara karate bela diri dan sport karate.


SEJARAH SINGKAT PERGURUAN FUNAKOSHI

Pembinaan Mental dan Fisik Seni Olah Raga Beladiri Karate Funakoshi didirikan oleh alm. Sensei Soegijat Baba di Malang 18 Februari 1967. Di masa mudanya Soegijat Baba adalah anak muda yang berani dan gemar berkelahi, namun sering menderita kekalahan karena tidak punya bela diri yang cukup. Melihat hal itu orang tua Soegijat Baba mengirim anak mereka ke Jepang untuk belajar. Sekembalinya ke tanah air beberapa tahun kemudian, Soegijat Baba mulai mengembangkan karatenya. Dojo pertamanya berdiri di salah satu sudut pecinan kota Malang.

Di masa hidupnya Soegijat Baba dikenal sebagai sosok yang santun dan sederhana. Inilah salah satu sebab mengapa namanya tidak pernah ditulis dalam sejarah karate Indonesia. Tapi saat bicara kemampuan karate, namanya disegani tidak hanya oleh muridnya, tapi juga oleh banyak perguruan karate lain di masa itu. Salah satu kemampuannya adalah memecahkan benda keras seperti batu dan kemiri. Ada sebuah cerita di salah satu demonstrasi karate Soegijat Baba berniat menghancurkan kemiri dengan telapak tangannya. Sayangnya kemiri keras itu tidak hancur. Sadar nama baik perguruan sedang dipertaruhkan, Soegijat Baba mengambil kemiri itu dan meremukkan dengan jalan dikatupkan diantara kedua telapak tangannya. Kemiri itu hancur remuk walaupun tangannya sendiri harus berdarah.  

Murid-murid paling awal dari Soegijat Baba merasakan bagaimana luar biasa beratnya latihan di perguruan ini. Untuk mendapatkan sabuk hitam saat itu benar-benar sulit. Banyak peserta yang ikut, tapi hanya dua atau tiga orang saja yang lulus. Belajar ilmu karate sejatinya memang tidak mudah. Untuk itulah Soegijat Baba memberikan motivasi yang sampai sekarang masih dipegang praktisi Perguruan Funakoshi:

“Sakit jangan dirasakan sakit. Lelah jangan dirasakan lelah. Panas jangan dirasakan panas. Dingin jangan dirasakan dingin. Semuanya anggaplah teman latihan maka rasa yang mengganggu itu akan hilang.”

Sekitar tahun 1980-an sport karate sedang populer di tanah air. Sayangnya gaya full body contact yang dianut perguruan ini tidak cocok digunakan dalam kompetisi yang dinaungi FORKI. Saat itu banyak peserta dari Perguruan Funakoshi yang mencederai lawan di arena. Namun begitu perguruan ini perlahan-lahan dapat menyesuaikan, dan bahkan mereka bisa mengadakan kompetisi sport karate sendiri. Saat ini Perguruan Funakoshi banyak tersebar di Jawa Timur khususnya Malang bagian selatan. Di luar wilayah tersebut perguruan ini juga mempunyai beberapa perwakilan meskipun masih sangat terbatas.


MAKNA SIMBOL DAN FILOSOFI

Lazimnya sebuah perguruan karate yang selalu mengucapkan dojo-kun sebelum dan sesudah latihan, maka Perguruan Funakoshi juga melakukan hal serupa. Ada lima sumpah karate yang wajib diucapkan para praktisi perguruan ini;

1. Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Setia Kepada Falsafah Negara Pancasila
3. Berperikemanusiaan dan Hormat Kepada Sesama Manusia
4. Berbudi Luhur, Rendah Hati dan Berjiwa Kesatria
5. Taat dan Menjunjung Tinggi Segala Peraturan Perguruan

(Bersambung - Indoshotokan)

MELANGGAR SEBUAH ATURAN

Harus kuakui jika aku pernah melupakan peraturan yang tidak seharusnya dilanggar. Peristiwa ini terjadi beberapa tahun setelah berakhirnya Perang Pasifik.

Berumur sekitar delapan puluh tahunan saat itu, aku lebih aktif daripada yang sekarang, dan suatu hari aku pergi ke sebuah pesta membaca sajak di Tamagawa. Disana juga menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk minum (untuk mendukung perayaan). Pesta itu berakhir larut malam, dan aku berhasil mengejar kereta pulang ke Tokyo tepat pada waktunya.

Saat itu Jepang masih dalam keadaan yang kacau sesudah perang, dan orang-orang telah diperingatkan akan bahayanya berjalan sendiri di malam hari. Tapi aku yakin tidak ada seorangpun yang mau mengganggu orang tua sepertiku. Karena itulah setelah turun dari kereta di Stasiun Otsuka aku langsung pulang ke rumah. Sebagian dari Tokyo telah hancur dan sepi. Sementara rumahku yang untungnya lolos dari serangan bom, jaraknya masih cukup jauh.

Hujan mulai turun, karena itu kutarik kerah mantelku, membuka payung dan mulai berjalan. Peristiwa yang ingin kuceritakan terjadi di sebuah tempat antara Otsuka dan Hikawashita. Kejadian itu bermula setelah seseorang yang berpakaian hitam tiba-tiba keluar dari balik sebuah tiang telepon. “Hei, Kakek!” dia berteriak sambil maju mendorong payungku.

Berpikir jika dia harus diajak berkenalan atau dihadapi dengan ramah, aku mundur dengan sopan sambil kubuka topiku dan membungkuk padanya. Tampaknya hal ini membuatnya heran. Kemudian, setelah hening beberapa saat, dia berkata dalam suara yang terdengar ragu-ragu, “Punya sebatang rokok, Kakek?” Sekarang aku baru sadar jika dia adalah seorang pencuri. Tapi aku juga bisa tahu dari nada suaranya dia masih sangat pemula – seorang pendatang baru, atau bisa dibilang mencoba berpura-pura agar terlihat kuat.

“Aku tidak merokok” aku menjawab.

Perlu kujelaskan jika aku tidak pernah membawa tas. Semuanya terbungkus dibalik furoshiki-ku yang berwarna polos gelap (admin: furoshiki adalah buntelan tradisional khas Jepang. Biasanya digunakan untuk bepergian atau membungkus hadiah). Tapi yang kupunya sekarang hanyalah kotak makan siangku yang telah kosong dan beberapa buku. 

“Kenapa harus bohong, Kakek? tanya laki-laki itu. “Kau punya beberapa batang rokok dalam furoshiki milikmu.”

“Sudah kukatakan padamu jika aku tidak merokok. Sekarang, bisakah kau ijinkan aku untuk lewat?”

“Lupakan saja!” laki-laki itu berteriak, “Buka furoshiki-mu dan tunjukkan apa isinya!”

“Tidak ada barang didalamnya yang berharga,” aku berkata.

“Itu menurutmu!” Dia langsung menyambar payung dari tanganku dan seolah ingin mencoba memukulku dengan benda itu.

Dia membuka lebar kuda-kudanya. Saat dia mengayunkan payung kearahku, aku merunduk kebawah dan tangan kananku meraih dengan kuat alat vitalnya. Aku yakin, itu sakit dan nyaris tidak tertahankan. Payung itu jatuh ke tanah dan laki-laki itu setelah menangis kesakitan, tampaknya dia pingsan.

Tidak lama setelah itu, seorang polisi patroli muncul di tempat kejadian, dan aku menyerahkan penyerangku untuk ditahan olehnya.

Saat melanjutkan perjalanan, aku baru mengetahui jika laki-laki yang berusaha merampok tadi adalah prajurit veteran yang baru kembali dari garis depan yang jauh. Tidak punya lagi pekerjaan, dia memutuskan untuk merampok aku pada saat itu. Dan aku juga saat itu telah melakukan apa yang sering kularang pada murid-muridku yang masih muda. Aku telah menyerang. Aku tidak merasa begitu bangga pada diriku sendiri. (Indoshotokan)

Artikel ini dikutip dan diterjemahkan dari buku “Karate-Do: My Way of Life” yang ditulis oleh Gichin Funakoshi dengan judul aslinya “Violating a Rule”. Editing dan alih bahasa oleh Bachtiar Effendi.

REVIEW J-MOVIE: SHINGEKI NO KYOJIN: ATTACK ON TITAN

Lebih dari 100 tahun yang lalu sebelum kisah dalam filmnya dimulai, raksasa berbentuk manusia yang disebut Titan (Jepang: Kyojin) tiba-tiba muncul entah dari mana. Mereka nyaris menghancurkan peradaban dan memangsa manusia tanpa alasan yang jelas. Demi mencegah agar tragedi itu tidak terulang lagi, manusia yang tersisa kemudian membangun tembok raksasa yang tinggi menjulang demi melindungi keturunan mereka. Umat manusia hidup dalam damai 100 tahun kemudian dan banyak anak tumbuh dewasa tanpa pernah mengetahui kemunculan Titan. Akan tetapi, tidak ada seorangpun yang bisa menjamin tembok puluhan meter itu akan berdiri kokoh selamanya.

Kisah dalam film dimulai dengan Armin Arlert (diperankan Kanata Hongo), seorang remaja yang dikirim ke district Monzen untuk mencari teman masa kecilnya, Eren Yeager (diperankan Haruma Miura), yang baru diberhentikan dari pekerjaannya. Bersama dengan Armin adalah Mikasa Ackerman (diperankan Kiko Mizuhara), adik angkat angkat Eren. Saat berhasil menemukannya, Eren mengatakan niatnya untuk pergi keluar tembok demi melihat “dunia luar”. Apalagi setelah mengetahui bahwa laut memang benar-benar ada. Ketiga remaja itu kemudian sepakat untuk menyelinap lewat tembok penjagaan yang ketat. Mereka tertangkap dan oleh penjaga dituduh sebagai pemberontak, tapi untunglah ada Paman Souda, kapten pasukan pengintai yang bertugas disana yang membebaskan mereka.


Tidak berapa lama kemudian bumi tiba-tiba bergetar. Dari luar tembok muncul Titan raksasa yang menghancurkan tembok dan membuat sebuah lubang besar yang menjadi jalan masuk segerombolan Titan lainnya. Dalam kepanikan para penjaga berusaha menghancurkan salah satu Titan dengan meriam. Tapi upaya mereka gagal karena tubuh Titan yang hancur bisa pulih kembali dengan cepat. Para Titan mulai memangsa manusia yang mereka lihat. Situasi yang kacau balau memaksa Eren, Armir dan Mikasa menyelamatkan diri ke pusat distrik. Di tengah pelarian mereka terpisah karena Eren berusaha menolong bayi yang akan diinjak oleh Titan. Tapi bayi itu lepas dari tangan Eren dan Mikasa menyeruak untuk menyelamatkannya.

Eren berhasil masuk ke sebuah gereja bersama dengan ibu dan orang-orang lainnya. Eren ingin kembali menyelamatkan Mikasa di luar, tapi pintu gereja telah terkunci dan dari dalam dia hanya bisa melihat Mikasa dan bayi itu akan dimangsa oleh Titan di belakangnya. Eren berhasil keluar dari gereja tepat sesaat sebelum gerombolan Titan merusak atap gereja dan memakan orang-orang didalamnya. Mengetahui ibunya dimakan Titan dan mengira Mikasa sudah tewas, Eren hanya bisa berjalan lemas di sepanjang pusat distrik yang hancur.

Dua tahun kemudian Eren dan Armin kembali bertemu. Mereka kini bergabung dalam resimen pengintai dan mendapatkan teman-teman baru. Manusia juga telah menemukan cara untuk membunuh Titan yaitu dengan menebas bagian tengkuk sebagai satu-satunya kelemahan. Dalam sebuah misi Eren dan pasukan lainnya masuk ke sebuah distrik yang telah sepi. Di suatu malam mereka mendengar suara tangisan bayi. Ternyata tangisan itu berasal dari bayi Titan yang memancing kedatangan gerombolan Titan lainnya. Eren dan teman-temannya terdesak tapi diselamatkan oleh Mikasa dan Kapten Shikishima. Bertemu kembali dengan adik angkatnya tidak lantas membuat Eren merasa bahagia. Mikasa berubah dari yang dulu ceria menjadi seorang pemburu Titan yang berdarah dingin. Yang membuat kecewa lagi, Mikasa dan Kapten Shikishima terlihat saling menyukai.


Shingeki no Kyojin adalah versi live action dari serial manga populer berjudul sama karya Hajime Sayama. Film ini adalah bagian pertama dari dua film yang digarap oleh sutradara Shinji Higuchi yang juga tengah mengerjakan Godzila Reboot (2016). Bersetting di dunia post apocalytic dengan genre drama horror action, Shingeki no Kyojin mengambil konsep “bagaimana jika manusia bukan berada di puncak rantai makanan”. Raksasa sebagai musuh umat manusia terinspirasi dari film horror tradisional Jepang. Mereka tidak berpakaian alias telanjang dengan raut muka yang aneh, tapi masih mirip dengan manusia normal. Di Jepang sendiri serial manga dan animenya masih berlanjut dan darimana asal para Titan itu masih belum terjawab alias misterius.

Film berdurasi 98 menit ini sebenarnya cukup lumayan. Nilai minus barangkali terletak pada hubungan antar karakter yang tidak tersampaikan dengan baik pada penonton. Dari mana ketiga tokoh utama kita berasal dan tidak pernah diceritakan. Ini karena ketika tampil mereka sudah bukan anak-anak lagi. Wajar jika para penggemar serial ini lantas menilai versi live action ini terkesan terburu-buru dan tidak bisa mengimbangi versi manganya. Hal ini mirip dengan live action trilogi Rurouni Kenshin yang alurnya juga terkesan cepat. Beberapa tokoh kunci juga tidak diceritakan disini. Sebut saja Levi Ackerman yang disebut sebagai prajurit terkuat. Tokoh Mikasa Ackerman juga terlihat kalem dan feminim. Jauh dari versi manga dimana dia pendiam dan selalu melindungi Eren ketika masih anak-anak.


Dibandingkan dengan tokoh utamanya, akting para Titan justru patut diacungi jempol. Soal efek visual dan grafis sineas Jepang memang ahlinya. Para raksasa itu kebanyakan adalah aktor amatir yang diberi make up dan aksinya digabung dengan animasi CG. Hasilnya adalah penonton berhasil dibuat ngeri dengan aksi para monster yang di filmnya begitu bernafsu memangsa manusia. Sebelum syuting dimulai sempat diadakan audisi bagi pemeran Titan. Lucunya, walaupun sebagai Titan tidak perlu menghafalkan naskah, banyak juga pendaftar yang tidak lulus audisi.Pencahayaan yang pas juga tidak boleh dilupakan. Hampir di sepanjang film suasananya terlihat gelap dan suram yang menambah atmosfer mencekam.

Di Jepang live action Shingeki no Kyojin ini dirilis di teater tanggal 9 Agustus 2015 lalu. Dalam waktu seminggu sudah berhasil memuncaki box office dengan meraup untung 5,1 juta dolar. Sekuelnya yang berjudul Shingeki no Kyojin: End of the World dirilis tanggal 19 September 2015. Bagi sobat Indoshotokan penggemar genre horror alternatif, dua film ini bisa menjadi pilihan tepat. (Indoshotokan)