KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

PROFIL ORGANISASI KARATE: GO-SHIN JUTSU FUNAKOSHI KARATE-DO (3)


Perguruan Funakoshi juga mempunyai materi yang disebut “dasar” tapi bukan mengarah pada pengertian kihon pada umumnya. Ada 10 gerakan dasar (atau lebih tepatnya 14), yang disebut berurutan yaitu Dasar 1, Dasar 2, Dasar 3, .... dst). Gerakan dasar berisi kombinasi kihon karate yang bentuknya sudah tetap dan tidak boleh dikombinasikan dengan gerakan lain. Seluruh gerakan dasar dilakukan dengan kuda-kuda rendah dan diulang sebanyak dua kali. Tujuannya mengkoordinasikan bagian tubuh kanan dan kiri sama baiknya. Semua gerakan dasar dalam Perguruan Funakoshi sudah ditujukan untuk membela diri. Konon hanya dengan 10 gerakan dasar ini, tanpa tambahan juruspun, seorang praktisi perguruan ini disebut sudah bisa membela diri. Semua gerakan dasar diajarkan pada sabuk putih dan akan terus diulang hingga sabuk hitam.

Materi kedua disebut dengan jurus dan menjadi inti dari Perguruan Funakoshi. Jurus berisi kombinasi gerakan yang lebih bervariasi, berbahaya dan ditujukan untuk membela diri. Ada 109 jurus yang diajarkan secara bertahap dengan tingkat kesulitan bervariasi. Setiap gerakan jurus tidak lagi berupa tipuan, dilancarkan dengan tenaga penuh dan langsung mengarah pada bagian-bagian vital tubuh manusia. Satu ciri khasnya jurus selalu dikerjakan dengan kuda-kuda kanan. Ada alasan filosofis dibalik hal ini; Orang timur selalu melakukan hal yang baik dengan tubuh bagian kanannya (makan dengan tangan kanan, memberi dengan tangan kanan, dsb). Karena itulah bagi seorang praktisi Perguruan Funakoshi membela diri hanya dikerjakan dalam keadaan sangat terdesak, didasari niat kebaikan dan cara yang pantas.

Dalam Perguruan Funakoshi kumite yang digunakan adalah full body contact. Berbeda dengan sport karate yang berdasarkan pada sundome (serangan berhenti beberapa inci sebelum sasaran), di Perguruan Funakoshi praktisinya boleh memakai tenaga penuh. Walau begitu, mereka yang melakukannya wajib menguasai diri, baik tenaga dan pikiran. Karena berbahaya, kumite yang terbilang keras ini dilakukan hanya oleh mereka yang sudah tingkat lanjut (biasanya sabuk hitam). Dalam sebuah ujian sabuk hitam seorang peserta bisa saja melawan beberapa orang sekaligus dengan tidak memakai pelindung apapun.


Antara tahun 70 hingga 80-an Perguruan Funakoshi sebenarnya telah menurunkan atlet-atlet mereka dalam kompetisi yang digelar oleh FORKI. Saat itu banyak lawan yang cedera dalam pertandingan kumite saat melawan atlet dari Perguruan Funakoshi. Kenyataan itu sontak menimbulkan semacam kengerian dari perguruan karate lain. Tapi hal ini bisa dipahami karena full body contact dan kumite sport karate adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama bertujuan membela diri sedang yang kedua bertujuan mencari angka. Seiring tahun berjalan dan masuknya generasi baru, Perguruan Funakoshi mulai dapat menyesuaikan dengan peraturan sport karate dibawah FORKI. Mereka dapat melakukan kontrol serangan yang baik dalam kumite. Hal senada berlaku untuk kata dimana sekarang bisa dijumpai atlet-atlet kata yang mewakili perguruan ini.


IMPRESI AKHIR

Banyak opini menyatakan jika Perguruan Funakoshi adalah beraliran Shotokan. Pendapat ini mengacu pada perguruan yang menggunakan nama “Funakoshi”, Bapak Karate Jepang yang erat dengan berdirinya Shotokan. Kemudian Perguruan Funakoshi saat ini juga mengerjakan kata Shotokan dan mereka mengerjakan teknik dengan kuda-kuda rendah. Opini demikian tentunya perlu diluruskan. Mengapa begitu? Jika benar Perguruan Funakoshi beraliran Shotokan, seharusnya ada induk organisasi afiliasinya seperti beberapa perguruan Shotokan tanah air yang bernaung dibawah JKA atau SKIF. Nama Funakoshi yang dipilih pendirinya adalah sebagai apresiasi kepada Gichin Funakoshi. Sebagai rasa terima kasih bahwa Funakoshi adalah orang yang sangat berjasa dalam karate.

Kata Shotokan yang dikerjakan perguruan ini lebih banyak ditujukan untuk sport karate, karena untuk bela diri perguruan ini sudah mempunyai jurus sendiri. Bahkan jika diperhatikan ada teknik dalam perguruan ini yang mirip dengan Goju-ryu. Misalnya teknik pernapasan dan tangkisan yang awalannya mirip shuto mawashi uke yang tidak umum di aliran Shotokan. Dengan demikian Perguruan Funakoshi adalah sebuah perguruan karate independen, yang tidak berafiliasi pada organisasi internasional manapun, dengan teknik dan gaya bela diri yang orisinil dan beraliran “Go-Shin Jutsu” (bela diri). (Tamat - Indoshotokan)