KONTEN DILINDUNGI HAK CIPTA. DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENGEDIT DAN MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH HALAMAN SITUS INI TANPA IJIN.

Cari Artikel

REVIEW J-MOVIE: ANSATSU KYOSHITSU

Apa jadinya jika sobat harus masuk ke sebuah kelas dengan diberi dua tugas sekaligus; belajar keras untuk lulus dan membunuh guru wali kelas? “Nurufufufu.....” yap, itulah gaya tertawa khas dari Koro-sensei, sang guru alien yang meminta muridnya melakukan tugas aneh itu. Haaa...? Membunuh guru sendiri? Oops, jangan kaget dulu karena semuanya itu hanya ada di film berjudul Ansatsu Kyoshitsu (berarti: Kelas Pembunuhan). Diadaptasi dari manga/anime berjudul sama karya Yusei Matsui, film pertama dari versi live actionnya dirilis Maret 2015 lalu. Sekuelnya yang berjudul Ansatsu Kyoshitsu: Sotsugyo-hen (berarti: Kelas Pembunuhan: Kelulusan) direncanakan tayang pertengahan tahun 2016.

Entah darimana asalnya, seekor monster alien mengancam akan menghancurkan bumi. Sebelumnya monster aneh berbentuk gurita itu telah menghancurkan 70% bulan dan mengubahnya berbentuk bulan sabit selamanya. Tapi si monster menawarkan manusia untuk mengubah takdirnya. Dia memberi waktu satu tahun bagi manusia untuk membunuhnya. Jika gagal, maka bumi akan dihancurkan. Untuk mengisi waktu luangnya, monster itu mengambil pekerjaan sebagai guru wali kelas di SMP Kunugigaoka. Dia memilih kelas 3E yang dipenuhi murid-murid bandel dan bermasalah. Mengapa si monster memilih kelas 3E? Jawabannya masih misterius, tapi yang jelas pemerintah tidak bisa berkata apa-apa dan bersedia menuruti permintaannya.


Melihat kelasnya tiba-tiba didatangi monster aneh yang akan menghancurkan dunia kontan membuat seisi kelas panik. Sebagai guru, Koro-sensei (berarti “Guru monster yang tidak bisa dibunuh”), begitulah para murid menyebutnya, bersikap seperti guru yang baik. Dia rajin memotivasi muridnya dan berusaha keras membangkitkan potensi yang mereka punya. Walau sikapnya sangat perhatian, Koro-sensei mengingatkan murid-muridnya untuk berusaha membunuhnya di sela waktu pelajaran. Diam-diam pemerintah lalu meminta bantuan para murid untuk berusaha membunuh Koro-sensei. Tidak tanggung-tanggung, hadiah bagi yang berhasil adalah sepuluh juta yen.

Tapi itu bukanlah perkara mudah karena Koro-sensei punya kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Selain itu para murid terlanjur menganggap Koro-sensei sebagai guru terbaik mereka berkat sikapnya yang hangat dan ramah. Sejak permintaan dari pemerintah, para murid sering terlibat aksi kocak dan komikal ketika menyusun rencana dan beraksi untuk membunuh guru mereka.

Pada intinya, Ansatsu Kyoushitsu mirip dengan serial manga/anime/dorama lawas berjudul Great Teacher Onizuka (GTO). Sebuah serial yang menceritakan Eikichi Onizuka, seorang guru SMU mantan anggota geng yang peduli dengan muridnya dan mau bekerja keras dengan mereka. Walau terlihat lucu, Koro-sensei sebenarnya melatih satu persatu muridnya cara untuk membunuhnya. Lebih jauh, sementara murid-murid kian menyukai Koro-sensei, kenyataan bahwa mereka harus membunuh gurunya membuat alur cerita lucu, dramatis dan menyentuh.


Berseting di dunia yang sama dengan versi manganya, Ansatsu Kyoushitsu versi live action ini bisa mengadaptasi dengan baik 75 chapter manga kedalam film berdurasi 110 menit. Dari humor ke drama serius, film ini sukses menayangkan plot-plot penting dari manganya. Walau terkesan cepat, penonton tidak akan kesulitan mengikuti alur ceritanya. Di sepuluh menit pertama penonton diperkenalkan dengan tokoh-tokoh kunci. Tapi karena sebuah live action, tentunya ada beberapa perbedaan dengan versi originalnya. Misalnya ada tokoh bernama Ayaka yang eksklusif hanya ada di film ini. Ayaka merupakan teman masa kecil Nagisa, sang tokoh utama. Sebenarnya Ayaka bukanlah tokoh penting dan tanpa kemunculannya cerita masih bisa berjalan. Tapi entah mengapa sang sutradara harus memasukkan tokoh ini yang seharusnya bisa diganti dengan plot penting dari manganya saja.

Sesuai judulnya, adegan film diambil di sebuah sekolah yang kelihatannya bangunan lama yang telah ditinggalkan. Lokasinya yang terletak di tengah pegunungan terpencil pas memberi kesan bahwa sekolah ini adalah pilihan akhir bagi murid-murid bermasalah. Tapi sisi negatifnya, karena kebanyakan adegan dilakukan di ruang kelas, memberikan kesan monoton pada filmnya.


Sebagai Nagisa Shiota sang tokoh utama diperankan oleh Ryosuke Yamada, anggota idol group Hey! Say! JUMP’s. Bicara soal wajah, Yamada versi live action sebetulnya tidak mirip dengan versi manganya karena terlalu imut. Tapi sutradara memilihnya karena aktingnya bisa mewakili tokoh aslinya yang bertubuh kecil, pemalu dan selalu penasaran. Masih ada pula Kang Ji Young yang berhasil memerankan Irina Jelavic, seorang guru Bahasa Inggris yang seksi tapi identitas aslinya adalah pembunuh asal Rusia. Yang paling keren justru Kazunari Ninomiya yang memerankan Koro-sensei meskipun hanya voice actingnya saja. Kebanyakan Koro-sensei berupa animasi CG, tapi lewat suaranya Ninomiya bisa menghidupkan karakternya dengan baik.

Secara keseluruhan, film ini cocok ditonton jika sobat punya waktu luang. Meskipun ada jarak di beberapa plotnya, Ansatsu Kyoshitsu menawarkan cerita yang kocak, penuh aksi dan menghangatkan hati. Walau bukan penggemar manga/animenya, seiring cerita berjalan bukan tidak mungkin sobat juga akan menyukai tokoh Koro-sensei. (Indoshotokan)