Corpse Party mulai debutnya sebagai sebuah game doujin yang dirilis oleh Team GrisGris pertama kali tahun 1996 untuk PC-9801. Dikembangkan dengan software RPG Maker, Corpse Party adalah game survival horror dengan pengalaman adventure yang mendalam bagi pemain. Game ini mendapatkan sekuelnya tahun 2008 dengan engine grafis yang lebih baik berjudul Corpse Party: Blood Covered untuk Windows. Setelah itu beberapa sekuel dan spin-off muncul di konsol dan PC. Hingga artikel ini ditulis serial game ini telah terjual lebih dari 100.000 kopi. Game populer ini lalu dibuatkan juga versi manga sebanyak empat volume dan dua OVA (Original Video Animation) berjudul Corpse Party: Missing Footage dan Corpse Party: Tortured Souls.
Kini giliran layar lebar yang akan kebagian kisah horror mencekam ini. Versi live action dari Corpse Party ini disutradarai oleh Masafumi Yamada (Hontou ni Atta Kowai Hanashi, Hitori Kakurenbo) dan dibintangi oleh Rina Ikoma, member Team B dari AKB48. Film berdurasi 90 menit ini diputar di bioskop Jepang tanggal 1 Agustus 2015. Sebuah versi “uncut” yang berisi adegan yang tidak disertakan di versi originalnya diputar tanggal 19 September 2015. Kisah dalam versi live action mengikuti game pertama dari serialnya.
Naomi Nakashima (diperankan Rina Ikoma) adalah pelajar kelas tiga SMU di Kisaragi Gakuen. Pada suatu malam Naomi bersama teman masa kecilnya, Satoshi Mochida, dan beberapa teman lain membersihkan aula setelah acara perayaan kelulusan mereka. Karena di luar masih hujan, salah satu teman dari klub penggemar horror yaitu Ayumi Shinozaki, mengajak mereka melakukan ritual “Shiawase no Sachiko-san” (berarti: Sachiko dari Kebahagiaan). Tujuannya adalah walaupun lulus dari SMU, kelak mereka tetap menjadi sahabat selamanya. Tanpa disadari, ritual itu membawa mereka ke sebuah dimensi lain. Mereka masuk ke sebuah sekolah angker bernama Tenjin Shougakko. Di sekolah ini hantu memburu dan membunuh anak-anak. Kini Naomi dan teman-temannya berupaya menguak misteri dan meloloskan diri dari pembunuhan mengerikan yang mengejar mereka.
Bagaimana semua itu bisa terjadi? Tidak banyak yang tahu jika Kisaragi Gakuen berdiri diatas tanah yang sama dengan Tenjin Shougakko. Sekolah dasar itu berdiri beberapa puluh tahun yang lalu dengan sebuah rahasia yang menyelimutinya. Kisah kelam itu bermula setelah seorang anak perempuan tujuh tahun bernama Sachiko Shinozaki terbunuh. Sachiko adalah seorang gadis pendiam yang tidak punya teman. Dia sering berada di sekolah walau jam pelajaran sudah berakhir. Kebiasaannya adalah melihat hujan seorang diri. Suatu ketika seorang guru memperkosanya. Shinozaki mengancam akan memberitahukan kelakuan guru itu pada orang-orang di sekolah. Bukannya takut, guru itu malah mengejek Shinozaki bahwa tidak akan ada yang percaya perkataan gadis yang tidak punya teman.
Shinozaki lalu mengancam akan menjatuhkan diri dari lantai tiga gedung sekolah jika guru itu berani mendekatinya. Guru itu mengabaikan ancamannya dan ketika melangkah mundur, Shinozaki kehilangan pijakannya dan jatuh ke halaman belakang. Diapun tewas. Karena panik, si guru tadi berusaha menyembunyikan mayatnya tapi ketahuan oleh Kepala Sekolah. Agar nama baik sekolah tidak jatuh, Kepala Sekolah membantu si guru tadi mengubur jasad Sachiko. Untuk menutupi kejadian itu Sachiko dilaporkan hilang. Karena jasadnya tidak pernah ditemukan, lambat laun orang mulai melupakan kejadian itu. Hal itu membuat roh Sachiko marah dan ingin balas dendam. Dia lalu membangun kembali Tenjin Shougakko di dimensi lain. Sachiko juga menculik dan membunuh anak-anak hingga tak terhitung jumlahnya.
Sedikit informasi, versi game dari Corpse Party mungkin tidak cocok bagi sebagian pemain. Walau menggunakan karakter yang imut dan lucu, gamenya banyak berisi darah, potongan tubuh, mayat hidup dan visual lain yang bisa membuat pemain tertentu merasa mual. Lalu bagaimana dengan live actionnya? Karena ditujukan untuk remaja, praktis film ini tampil lebih “kalem” dan adegan yang terbilang sadis lebih diminimalisir. Beberapa adegan akan sedikit berbeda dari versi gamenya. Corpse Party versi live action ini sebetulnya cukup lumayan. Hanya saja karena aktor dan aktrisnya kebanyakan pendatang baru, membuat tokoh yang diperankannya terasa datar.
Beberapa waktu lalu beberapa live action seperti Rurouni Kenshin dan Shingeki no Kyojin: End of the World ditayangkan di beberapa bioskop tanah air. Sehingga bukan tidak mungkin jika film ini akan mengikuti jejak yang sama. (Indoshotokan)